Akrabnya Generasi Alpha dengan gawai dan internetnya tentu memberikan dampak yang signifikan bagi kehidupan kita. Dimulai dari perubahan cara belajar, cara mereka menerima suatu informasi dan cara mereka bersosialisasi.Â
Dengan adanya teknologi, ruang dan waktu seakan tidak lagi menjadi batasan. Sering kita lihat hari ini, anak-anak dapat terhubung dengan teman-temannya tanpa harus bertatap muka. Aneka permainan digital ataupun aplikasi gim, berbagai video edukatif dan lainnya sangat mudah diakses oleh mereka.
Kemudahan akses informasi dan wawasan membuat Generasi Alpha merupakan generasi yang cerdas dibandingkan generasi sebelumnya.Â
Menurut penelitian Generasi Alpha memiliki ciri keinginan yang kuat untuk mempelajari hal-hal terkait minatnya, keterbukaan terhadap proses inquiry, berpikir dan bernalar logis, bahkan antuasiasme untuk mencari sumber pengetahuan lain yang tidak diajarkan oleh guru.Â
Menurut Yurtseven dan Karadeniz (2020) Generasi Alpha memiliki kemampuan dalam pemikiran strategis, meliputi memilih, mengklasifikasikan dan mengolah informasi dengan tepat. Selain itu mereka juga memiliki jiwa kreatif tinggi dan karya orisinal.
Berdasarkan Data Badan Pusat Statistik Tahun 2022 Indonesia akan mencapai angka 79,1 juta jiwa penduduk di rentang usia 0-17 tahun. Generasi pada usia ini akan tersebar pada jenjang pendidikan TK hingga SMA.
Tentunya hal ini menjadi moment yang tepat bagi Pendidik untuk dapat mewujudkan generasi emas Indonesia melalui pendidikan terbaik dengan mengoptimalkan potensi-potensi yang dimiliki oleh Generasi Alpha. Jenjang pendidikan dasar merupakan waktu yang tepat bagi pembentukan dan pengembangan potensi diri anak.
Mengoptimalkan Proses Pembelajaran Generasi Alpha
Tantangan-tantangan pendidikan Gen Alpha ini juga merupakan tantangan abad ke-21, di mana kita berada dalam era disrupsi di mana segala sesuatu berubah dengan cepat dan tidak terduga.Â
Kemajuan teknologi yang mereka dapatkan bisa saja berdampak buruk, bila tidak mendapatkan bimbingan yang tepat. Akses informasi yang mudah juga membuka peluang terhadap hal-hal yang tidak baik.Â
Namun, bukan berarti mengurung mereka dari teknologi menjadi jalan keluar. Guru-guru pun dihadapkan pada tugas yang semakin berat untuk dapat memberikan pendidikan yang berkualitas kepada para siswa.Â
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya