Hal ini juga menuntut para pendidik dan institusi pendidikan untuk menyediakan lingkungan yang mendukung perjalanan ini. Dengan demikian, peran dosen tidak hanya sebagai pemberi materi ajar, tetapi juga sebagai pembimbing yang menuntun dalam proses penyucian hati dan pemenuhan intelektual.
Dalam mengejar kebijaksanaan dan pengetahuan, kita diajak untuk tidak hanya fokus pada capaian akhir, tetapi juga untuk menikmati dan menghargai setiap proses yang kita lalui. Seperti air yang mengalir dengan tenang tetapi pasti, pendidikan yang mengalir dengan kesadaran akan menghasilkan sumber kebijakan yang tak pernah kering.
Terakhir, kita ingat sabda Rasulullah, Muhammad SAW yang menyatakan bahwa "Tinta seorang ulama (orang-orang yang berilmu) lebih suci/berharga daripada darah syuhada." Dengan spirit ini, ilmu pengetahuan diperlakukan sebagai kendaraan untuk kemajuan manusia yang berlandaskan kepada nilai-nilai spiritual.
Pada akhirnya, mengintegrasikan takhalli, tahalli, dan tajalli dalam proses pembelajaran pada perguruan tinggi bukan hanya tantangan, tetapi juga kesempatan. Dengan mengangkat kualitas spiritual dan intelektual, mahasiswa dan akademisi dapat menjadikan pembelajaran sebagai jalan mendekati Allah dan meningkatkan martabat kemanusiaan. Mari kita wujudkan harapan ini dalam setiap langkah kita di dunia pendidikan, khususnya di Indonesia. Wallahu A'lamu Bishshawwab.
Bekasi, 20 Oktober 2024
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI