Tiba-tiba Thomas berteriak, "Hai kau, jangan buang bungkus coklat sembarangan!"
Okta pun menyahut, "Lalu dibuang kemana?"
Saya pun baru sadar bahwa memang belum tersedia tempat sampah di sana.
Sebelum mengakhiri senda gurau, saya iseng menyuruh mereka mengucapkan sila-sila Pancasila.
"Siapa yang hapal Pancasila?" tanyaku.
"Saya bisa!" teriak Okta.
Suaranya cukup keras, sampai ada penduduk yang menoleh pada kerumunan kami. Suaranya keras sekeras semangat juang mereka sebagai anak Indonesia!
Pancasila! Dan kami anak Asmat siap menjadi pemimpin Indonesia!
(bersambung)