"Hem, mengapa putus? Sepertinya kalian cocok?," ujar Anjani. Aku kembali membuka buku diari. Aku mencoba mencari tahu lagi, mengingat-ingat lagi mengapa aku tidak melanjutkan hubunganku dengan Kamil.Â
"Nah, ini ..Di buku ini mama menulis kalau ada hal yang berubah sama Kamil. Perubahannya kelihatan banget. Beda perhatiannya sama mama. Setelah diusut, disimak, dijalani, ehh..ternyata Kamil jatuh cinta dengan anak baru. Iya iya. .waktu itu ada anak baru, asalnya dari Bandung. Cantik parasnya. Kalem juga. Duh, lupa namanya . Kok mama ngga' nulis ya nama cewek itu," ujarku gusar. Bisa jadi karena saat ku menulis  diari itu, aku sangat sedih, kecewa, cemburu, dan marah sama Kamil.
Anjani terdiam mendengar ceritaku. Dan setelah tahu kalau Kamil mendua hati, lalu entah bagaimana aku dan Kamil memutuskan untuk tidak meneruskan hubungan kami. Dan putus akhirnya. ."Namanya juga cinta anak sekolahan. Cinta monyet. Masih sedang mencari jati diri, kecocokan, kesukaan. Yaa. gitu'deh. Kalau dulu mungkin mama merasa dikhianati. Tapi sekarang'sih, jadi senyum-senyum juga kalau ingat ceritanya.." kataku menutup kisah cinta monyet ku.
"Hei ..kamu bagaimana? Siapa yang sudah berani mendekati anak mama? Cowoknya bagaimana?," Kataku sumringah. Anjani tersenyum malu.."Jadi begini ma, ....." Â Â
..Dan malam semakin malam. Ternyata cinta monyet ku sangat menarik untuk diceritakan kembali, bukan? Semoga Anjani juga punya kisah cinta monyet yang menarik untuk dikenang nanti.@sr
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H