Mohon tunggu...
Purbasari Syawal
Purbasari Syawal Mohon Tunggu... Freelancer - ibu/penulis/sleepingenjoy

it's me..

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cinta Monyet yang Tertunda

20 Mei 2023   21:15 Diperbarui: 20 Mei 2023   21:24 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Anjani menatapku sungguh-sungguh. "Hem, jadi mama ngga punya kisah cinta monyet?," tanyanya sambil berpangku dagu. Hahaha .aku jadi senyum-senyum kikuk. "Tunggu dulu..masih ada lanjutannya," kataku berhenti sejenak. Aku berdiri, dan pergi ke lemari buku. Ada kotak berukuran buku A5  yang kusimpan paling belakang tersembunyi. Ssstt ..ini kotak rahasia. Sangat rahasia! Anjani tampak takjub. Sepertinya dia baru tahu kalau mamanya memiliki kotak rahasia. Dan isinya, ada beberapa barang yang kusimpan rapih disana. Ada bunga kering, ada buku agenda, gelang perak, cincin bermata batu hati, termasuk buku diariku. Yup, semua barang-barang yang punya cerita dalam hidupku di masa lalu  Bahkan, sejak dulu aku suka menulis pengalaman hidupku dalam agenda dan diari. Kalau agenda untuk menulis semua kegiatan sekolah. Sedangkan diari kutulis sejak aku dekat dengan cowok yang bernama ..Kamil!.


"Kamil, cowok itu kapan dekat sama mama?," Anjani makin antusias. Ternyata cerita cinta monyet ku nyatanya lebih seru dari nonton drama Korea'ya. "Hehe..Kamil itu..Kamil itu sebenarnya salah satu teman cowok mama pas' waktu SMP itu. Nah, pas undian jodoh-jodohan itu, dia dapat pasangan jodohnya teman mama. Duh namanya siapa ya, Leni atau Lani gitu .haha.," aku jadi geli sendiri. "Oya?!?? Hem, Kamil eh .Om Kamil itu ..bisa dekat sama mama bagaimana, akhirnya?, " Anjani berbisik. Mimiknya tampak terharu dan larut dengan ceritaku itu.


Ku buka lembar demi lembar buku diariku. Sudah lama tak ku lihat lagi. Warna sampulnya ungu muda, kertasnya masih putih dengan tulisanku yang juga tidak luntur. " Jadi..setelah acara undian jodoh-jodohan kelas itu, suatu kali Kamil mendekati mama. Dia bilang, sebenarnya dia suka sama mama. Katanya, mau ngga mama jadi pacarnya waktu itu? Pacar beneran. Bukan dijodoh-jodohkan," lanjut ceritaku. "Wah..pacar simpanan gitu?!," Anjani nyaris berteriak. 

" Mungkin maunya begitu. Iya kayanya begitu. Kamil memilih untuk patuh dengan aturan kelas a'la Andovi. Tapi disisi lain, dia ingin mempunyai pasangan yang memang dia suka beneran," jelasku.


"Lalu, mama mau?," tanya Anjani. Aku langsung geleng kepala. "Ngga'lah. Selain mama belum kepingin pacaran, juga mama ngga' mau jadi simpanan, atau hubungan diam-diam, rahasia begitu. Ngga'lah!  Itu ngga' bagus. Jadi mama menolaknya," tegasku.

 Wah..cerita makin seru'ya ..Kamil yang aku tolak sepertinya agak kecewa. Wah, itu'sih urusan dia. Walau ku akui cowok itu termasuk cowok idaman banyak cewek di sekolahan karena wajahnya manis dan otaknya encer. Tapi...ngga' deh ya! Pikirku saat itu.


Cerita cinta monyet ku terjadi disini. "Hingga masa SMA, ternyata mama satu sekolah lagi dengan Kamil. Hanya beda kelas dan peminatan. Mama masuk kelas IPS, sedangkan dia di kelas IPA. Sebenarnya kalau bukan ekskul yang sama, mungkin kita juga jarang atau susah untuk bertemu," Hem .."Mama dan Om Kamil satu ekskul?," Aku mengiyakan.

 "Kita sama-sama di ekskul jurnalis. Disana kita belajar menjadi reporter, wawancara orang, dan menulis berita. Seru banget. Nah, ada saat-saat kita harus bertugas bersama. Dan saat itulah kami jadi sering 'ngobrol. Kita jadi dekat. Seru'lah pokoknya," kataku mesem-mesem malu. Anjani jadi ikutan malu.

 "Ihhh. ..terus..terus..terus ma..," katanya semangat. "Waktu itu sih memang ada tanda-tanda'ya, kalau Kamil mau menyatakan suka sama mama. Tapi mama suka takut gitu. Mama tuh, masih takut pacaran. Terus takut juga kalau cowok itu mendua hati gitu," kataku jujur.


"'Masa'sih kamu ngga' mau jadi pacar aku?,' tanya Kamil sama mama suatu kali. Terus mama diam. Lalu mama bilang gini sama dia, 'Ini pacar simpanan atau pacar beneran,'nih?'," aku tegas bertanya. Dan aku ingat, Kamil memegang tangan kananku. Lalu dia keluarkan gelang karet berwarna ungu. Terus, dia pasangkan ke lenganku. "Seriuslah..sudah lama...sudah lama sukanyaa! Lama banget, kamu tahu itu'kan?'", kataku mengulang pernyataan Kamil saat itu. 

Dan jadilah kami pacaran. Yaa. .pacarannya dari kelas 11 semester 1 sampai kelas 12 SMA semester 1. Lumayan lama. Banyak memori yang terbangun sama cowok masa laluku itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun