Mohon tunggu...
Putri HauraTaufiq
Putri HauraTaufiq Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hallo semuaa, nama saya Haura panggil aja Rara. saya masih mahasiswa hehe, terimakasii

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Penanaman Nilai Agama dan Moral Terhadap Anak Usia Dini

25 Juni 2022   09:00 Diperbarui: 25 Juni 2022   09:11 475
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Fitriana, Pratiwi serta Sutanto (2015) menciptakan kalau beberapa aspek yang menimbulkan orangtua kerak menjadi kekerasan pada anak antara lain tingkatan pengetahuan, perilaku, pengalaman, serta pengaruh lingkungannya. Serta sebagian aspek yang lain penyesuaian emosi orang tua, perilaku orangtua terhadap pengasuhan serta sikap orangtua dikala mengurus anak (Lundahl, dkk. 2006) (Muarifah et al., 2020). Kita sebagai orang tua harus pandai – pandai mengelola emosi saat mendidik anak, karena anak pada usia dini mudah sekali menirukan apa yang orangtua lakukan.

  • Meningkatkan Bullying

Bullying antar siswa di sekolah Bullying antar siswa di sekolah gempar terjalin pada golongan remaja. Akibat yang ditimbulkan dari Bullying membuat seorang yang di bully hendak membully orang yang lebih lemah dari dirinya. Perasaan tidak dihargai serta merasa disakiti secara signifikan akan menjadi traumatik kepada korban. Pemicu pelaku melaksanakan aksi bullying merupakan terdapatnya kasus pada waktu di masa lalunya dengan korban, serta pelaku pula menggunakan kepopulernya di sekolah untuk memperoleh perhatian dari sahabat– sahabat ataupun gurunya. Minimnya perhatian dari keluarga pula jadi aspek pemicu anak berperilaku bullying (Destiyanti, 2020). Sebagai orangtua mendidik anak tidak cukup hanya memberikan finansial, tetapi juga memberikan dukungan secara emosional dan perhatian yang cukup untuk anak tersebut.

  • Kurang Bimbingan dalam Memilih Film untuk Ditonton

Diantara aspek yang menimbulkan kenakalan remaja serta dorongan buat melaksanakan perbuatan jahat serta dosa merupakan film- film cerita criminal, serta porno yang mereka amati di Gedung- gedung bioskop, tv, majalah, serta buku- buku cerita cabul yang mereka baca. Seluruh itu bisa mendesak anak buat menyimpang serta melaksanakan aksi kejahatan, semua itu sanggup mengganggu akhlak orang- orang dewasa. Pada masa anak- anak yang tidak teredukasi dalam memilih tontonan yang cocok untuk masanya, bisa mengakibatkan kecanduan pada masa remaja atau dewasanya Nasih Ulwan melarang film- film cerita criminal, serta porno yang mereka amati di Gedung- gedung bioskop, tv, majalah, serta buku- buku cerita yang tidak senonoh mereka baca. Nasih Ulwan dalam tiap tulisannya tentang larangan tersebut dalam setiap tulisannya yang menyertakan ayat- ayat Al- Qur'an, Hadis, serta apalagi ushul Fiqh untuk menguatkan pendapatnya.

Ayat tersebut secara tekstur penekanannya telah jelas. Allah sudah memerintahkan orang- orang beriman buat melindungi pemikiran dari memandang aurat ataupun kehormatan orang lain. Maksudnya, film- film porno, batas- batas aurat ataupun apalagi inti dari aurat seorang diperlihatkan serta dipertontonkan kepada orang- orang yang tidak sepatutnya melihatnya. Pasti, ini adalah perbuatan yang diharamkan baik yang menyaksikan maupun ditonton (Filasofa, 2016).

  • Narkoba

Salah satu akibatnya dari tidak ditanamkannya agama serta moral kepada anak merupakan kenakalan anak muda ialah penyalahgunaan narkoba. Dikala ini penyalahgunaan narkoba banyak corak ragamnya. Orang tua pada dikala ini butuh mencermati pergantian sikap anaknya, sebab bisa berkaitan dengan penyalahgunaan narkoba. Pemicu dari penyalahgunaan narkoba mau menghindari kenyataan kehidupannya yang hadapi kegagalan dalam hidupnya, penuh tekanan, merasa kesepian, kegelisahan, minimnya atensi ataupun kasih sayang dari orangtua ataupun keluarganya. Buat menghiraukan hal- hal tersebut mereka mencari pelarian pada dunia khayal dengan memakai narkotika (Ismail et al., 2021)

  • Pergaulan Bebas

Sebagian pemicu anak muda melaksanakan pergaulan bebas karena sikap mental yang tidak sehat, pelampiasan rasa kecewa kepada orangtua yang kurang harmonis, serta kegagalan anak muda jauh dari norma agama dan ketentuan hukum. Ada pula aspek pemicu pergaulan leluasa anak muda ialah : 1) rendahnya taraf kehidupan keluarga; 2) orangtua yang kurang mencermati pergaulan anak; 3) sangat leluasa dalam bergaul; 4) kondisi ekonomi keluarga. Akibat dari pergaulan bebas bisa memberikan pengaruh besar untuk diri sendiri, orangtua, serta negeri.

Lingkungan keluarga adalah faktor yang sangat berarti dalam pertumbuhan jiwa seorang anak, perihal ini diakibatkan lingkungan keluargalah yang sangat mempengaruhi perkembangan serta pertumbuhan jiwanya. Orang tua memegang tanggung jawab penuh dalam pembinaan seorang anak, sebab waktu seorang anak lebih banyak bersama keluarganya. Keluarga adalah tempat utama dalam pembuatan karakter seorang anak, karena keluarga menjadikan area sosial yang total serta lengkap, yang butuh buat mentransmisikan nilai- nilai budaya generasi selanjutnya. Di dalam lingkungan keluarga lah seorang anak mencontoh apa yang diperankan oleh orang tua, apabila keluarga yang tidak harmonis ataupun broken home, hingga pengaruhi pertumbuhan jiwa sang anak.

Pertumbuhan pola pengasuhan dalam keluarga sangat mempengaruhi masa depan seorang anak. Bila kedudukan orang tua tidak berperan ataupun menghadapi hambatan, hingga hendak terbentuk suasana ataupun kondisi yang bisa ataupun cenderung menyebabkan anak bisa menyalahgunakan narkotika. Aspek keluarga, ini diakibatkan ikatan keluarga yang tidak harmonis adalah ikatan antara bapak serta ibu yang tidak sejalan. Dimana kedua orang tua sangat padat jadwal hendak kepentingannya masing-masing sehingga seorang anak dirumah tersebut cenderung mencari jati dirinya dengan memahami lingkungan sekitarnya, tetapi akibat mau mencari jati diri serta kesenangan sang anak muda jatuh dalam pergaulan penyalahgunaan narkotika. Tidak hanya itu, keluarga yang tidak harmonis dimana kedua orang tua padat jadwal dalam perihal bisnisnya masing - masing sehingga kurang terjalin jalinan komunikasi antara kedua orang tua menyebabkan sang anak mencari jalan keluar supaya menemukan kasih sayang yang kurang ia terima (Ismail et al., 2021)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun