Terima kasih
2. Pexx
Siang pak pulo siregar, mohon maaf ganggu waktunya. Saya mau konsultasi, sekitar 15 tahun yang lalu saya pernah punya beberapa kartu kredit, limitnya tidak lebih dari 5jt masing2 kartu. Karena merasa sudah tidak sanggup bayar akhirnya saya minta bantuan kenalan teman saya, ktnya bisa bantu buat ngajuin keringanan pembayaran, tp semua kartu kredit saya yg lain juga harus diserahkan ke kenalan teman saya itu. Singkat cerita saya dengan bodohnya akhirnya menyerahkan semua kartu kredit saya. Dan setelah beberapa lama ada tagihan kartu kredit ke tempat kerja saya, ternyata limit kartu kredit saya yang lain yang masih ada ditarik oleh kenalan teman saya itu, dan saya dan teman saya juga lost kontak dengan orang itu. Dan sekarang setelah 15 tahun ada debt collector yang terus menelepon ke kantor adik2 saya yg di Jakarta, trus telepon ke bagian hrd adik saya, ke whatsapp orang yang sekantor dengan adik saya, yg adik saya jg tdk kenal dg orang itu. Ke sekolah tempat kerja adik saya yg satu lagi, ke kepseknya, ke rekan2 guru adik saya. Ke kantor suami saya, telepon ke whatsapp teman2 suami saya, ke kepala bagian divisi lain kantor suami saya. Apa yang harus saya lakukan pak, sementara dari tagihan itu disebutkan hutang saya 100jtan, pdhal seingat saya limit kartu kredit saya paling besar 5jt.
Dan untuk saat ini posisi saya hanya ibu rumah tangga, dan masalah kartu kredit ini terjadi sebelum saya menikah.
Gara2 diteror terus karir adik saya jd terancam, karir suami saya juga terancam.
Penghasilan dari kerja juga hanya cukup untuk makan. Mohon pencerahannya pak. Apa yg harus saya lakukan. Soalnya ini sudah menganggu ke pihak2 yang sama sekali tidak ada hubungannya, dan semua lewat telepon
3. Suharxxxx
Selamat sore Bpk Pulo Siregar.
Salam kenal saya dgn Tono. Sebelumnya saya membaca artikel Bpk di Kompasiana dengan judul "Hutang Kartu Kredit Rp4 Juta Jadi Rp170 Juta, Bagaimana Menyelesaikannya dengan Bank?
Kebetulan saya punya masalah yang hampir sama. Sy punya pengalaman dgn kartu kredit BNI. Jd setelah beberapa tahun tidak ada tagihan, tiba-tiba ada tagihan dari bank BNI (penagih pihak debtcollector). Padahal sudah bertahun-tahun tdk ada tagihan masuk.
Pihak debtcollector setiap sy mnta billling penagihannya jg tdk mau ngasih, saya rasa ini kurang kooperatif. Lalu sy coba Tlfn ke BNI. Setelah Tlfn BNI ternyata data sy sdh tdk ada di bank BNI.
Pihak debtcollector jg melakukan penagihan bukan hanya ke saya. Bahkan melakukan penagihan dgn cara messenger lewat Facebook ke teman istri sy. Juga melakukan telfon ke nomor teman teman sy. Yang mana aturan ini setahu saya tidak dibenarkan.
Setahu sy Penagihan tunggakan nasabah hanya boleh dilakukan langsung kepada nasabah atau debitur yang terkait (atau pihak yang disepekati menjadi referensi), dan penagihan tidak boleh kepada keluarganya.
Bagaimana solusi menghadapi debtcollector semacam ini? Krn setiap diminta billing sbg dasar penagihan jg tdk mau ngasih. Dan ini sudah mengganggu saya.
Terima ksh.
4. Henxxx
Salam sejahtera,
Sebelumnya perkenalkan saya henxxx. Saya melihat artikel anda pada kompasiana 4 desember 2012. yang mana kebetulan barusan tiba2 saya ditagih lagi oleh debt collector yang mengaku dari bank mega untuk tagihan kartu kredit yang sudah sepuluh tahunan lalu sy tutup.
Kesalahan saya adalah saat itu (sekitar tahun 2008 atau 2009 jika tidak salah) saya menitipkan pembayaran negosiasi dengan debt kolektor langsung yang menagih sehingga surat lunas hanya berupa tulisan tangan dan sekarang sudah entah dimana.
ini yg kesekian kalinya dlm bbrp tahun terakhir ditagih lagi dengan nada ancaman, kasar dan meminta saya menunjukkan surat pelunasan tersebut yang jelas sudah entah kemana karena sudah sepuluh tahun lewat.
Saya ingin meminta pendapat dan bantuan bagaimana saya harus menghadapi hal seperti ini? karena saya merasa dipermainkan oleh pihak debt kolektor yang dengan semena2 memunculkan tagihan berikut bunganya yang berjibun.
Mohon bantuan arahannya..