2. Lingkungan sekitar rumah.
Ketika lingkungan sekitar rumah bersikap cenderung tidak peduli dengan situasi dan keadaan yang terjadi, akan menciptakan sebuah karakter anak yang apatis dan egois.
3. Dunia Pendidikan itu sendiri.
Ketika tenaga pendidik dituntut untuk lebih berprestasi dan mampu mengembangkan kompetensi dirinya, akan ada pengurangan waktu tatap muka dengan peserta didiknya. Sehingga pendekatan psikologis bagi peserta didik pun berkurang dan akhirnya menciptakan karakter peserta didik yang liar.Â
4. Kesadaran akan hak dan kewajiban.
Ketika masing-masing individu mampu menyadari hal dan kewajibannya, maka akan terciptalah kerjasama yang baik diantara semuanya. Harmonisasi pun tercipta selaras dalam kedamaian dan keberhasilan.
Untuk itu marilah kita berpegangan tangan demi terciptanya keharmonisan di kehidupan ini. Jangan saling menyalahkan, karena lebih baik saling introspeksi diri demi memperbaiki segala kesalahan dan kekurangan yang ada.
Sehingga takkan ada lagi siswa yang menganiaya gurunya ataupun sebaliknya. Takkan ada lagi kenakalan remaja yang berujung di sel penjara. Takkan ada lagi perangai buruk merajalela di jiwa para siswa. Karena semua sadar pada hak dan kewajibannya.
Mari kita kembali menjadi orang yang berbudi, dengan perilaku terpuji bernilai luhur Pancasila. Merdeka belajar bukan berarti menjadi liar!
Janganlah kita termasuk golongan yang merugi, kecuali saling nasehat menasehati dalam kebaikan.
Semoga bermanfaat, mohon maaf atas segala kekhilafan. Terimakasih.