Melihat aku dekat dengan dokter Mirza, tentu saja teman-teman kost ku gempar, darimana dan bagaimana caranya aku bisa dekat dengan dokter Mirza ? Mereka menganggap bahwa aku seperti seorang pungguk yang ketiban bulan.Â
Aku hanya menjawab pertanyaan mereka dengan bijak. Aku hanya ingin mengamalkan ilmu yang aku punya untuk aku ajarkan kepada anak-anak di komplek itu, karena aku hanya ingin menjadikan hidupku bermanfaat bagi orang-orang di sekelilingku.Â
Pun sama dokter Mirza tetap bisa menjaga statusnya sebagai seorang penghafal Qur'an, yang selalu taat dan takwa kepada yang Allah larang serta menjalankan apa yang Allah perintahkan.Â
Kita menjalani kegiatan belajar mengajar mengaji secara profesional, dia mengajar di serambi Musholla bersama anak-anak putra, sementara aku mengajar mengaji anak-anak putri di dalam Musholla,dan setelah kegiatan mengaji selesai, aku dan dokter Mirza sebisa mungkin segera pergi dari Musholla untuk menghindari fitnah dan hal-hal yang tidak kami inginkan, terutama anggapan bahwa kami mengambil kesempatan dalam kesempitan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI