Peran Orang Tua dan Pendidik dalam Pengenalan Sastra Tradisional
Orang tua dan pendidik memiliki peran sentral dalam mengenalkan sastra tradisional kepada anak-anak. Menurut sebuah artikel dalam Community Development Journal, pengenalan literasi sastra anak di Desa Lemahmakmur dilakukan dengan melibatkan orang tua dan anak dalam kegiatan membaca dan memahami sastra anak. Hal ini dilakukan agar anak mengenal, membaca, dan mencintai sastra sejak dini, sehingga terjadi peningkatan minat baca pada anak usia dini.
Selain itu, pendidik dapat mengintegrasikan sastra tradisional dalam kurikulum pembelajaran. Misalnya, dengan menggunakan cerita rakyat sebagai bahan ajar dalam mata pelajaran bahasa Indonesia atau pendidikan karakter. Hal ini dapat membuat pembelajaran lebih menarik dan relevan bagi anak-anak.
Tantangan dalam Memperkenalkan Sastra Tradisional
Meskipun memiliki banyak manfaat, pengenalan sastra tradisional kepada anak-anak menghadapi beberapa tantangan. Salah satunya adalah kurangnya minat baca pada anak-anak di era digital ini. Anak-anak lebih tertarik pada gadget dan media digital dibandingkan membaca buku. Untuk mengatasi hal ini, orang tua dan pendidik dapat memanfaatkan teknologi dengan menyediakan e-book atau aplikasi interaktif yang berisi cerita-cerita tradisional. Dengan demikian, anak-anak dapat menikmati sastra tradisional melalui media yang mereka sukai.
Tantangan lain adalah keterbatasan akses terhadap buku-buku sastra tradisional, terutama di daerah terpencil.
1. Kurangnya Akses ke Buku Sastra Tradisional
Di beberapa daerah terpencil, buku sastra tradisional masih sulit ditemukan. Pemerintah dan komunitas literasi perlu bekerja sama untuk meningkatkan distribusi buku-buku ini.
2. Dominasi Media Digital
Anak-anak cenderung lebih tertarik pada permainan atau video digital dibandingkan membaca buku. Oleh karena itu, strategi integrasi teknologi menjadi sangat penting.
3. Kurangnya Dukungan dari Orang Dewasa