Orang tua atau guru dapat membacakan cerita tradisional dengan gaya interaktif. Melibatkan anak dalam diskusi tentang tokoh atau alur cerita akan membuat mereka lebih tertarik dan memahami isi cerita.Â
2. Menggunakan Buku Bergambar
Buku sastra tradisional yang dilengkapi dengan ilustrasi menarik lebih mudah diterima oleh anak-anak. Gambar dapat membantu mereka memahami konteks cerita dan menstimulasi daya imajinasi.
3. Mengintegrasikan Cerita dalam Teknologi Digital
Mengembangkan aplikasi atau e-book interaktif yang berisi cerita rakyat dapat menjadi solusi menarik di era digital. Menurut penelitian dari Jurnal Teknologi Pendidikan, penggunaan teknologi dalam pembelajaran dapat meningkatkan minat baca anak hingga 40%.
4. Mengadakan Lomba Cerita Tradisional
Sekolah atau komunitas dapat mengadakan lomba mendongeng atau menulis ulang cerita rakyat. Kegiatan ini tidak hanya meningkatkan minat baca, tetapi juga mendorong kreativitas dan keberanian anak.
5. Menghubungkan Cerita dengan Kehidupan Sehari-Hari
Guru atau orang tua dapat mengaitkan pesan moral dalam cerita tradisional dengan pengalaman nyata yang dihadapi anak. Misalnya, nilai kejujuran dari cerita Bawang Merah dan Bawang Putih dapat dijelaskan melalui contoh situasi sehari-hari.
6. Mengajak Anak ke Perpustakaan atau Taman Bacaan
Mengunjungi tempat-tempat yang menyediakan koleksi buku sastra tradisional dapat memperluas wawasan dan minat baca anak. Selain itu, anak dapat berinteraksi dengan teman sebaya yang memiliki minat serupa, sehingga memotivasi mereka untuk membaca lebih banyak.