Wajar saja. Dari sekian website yang ditawarkan google, sebagian besar dari mereka masih menggunakan blog gratisan macam blogspot ataupun wordpress. Hanya Kandang Ambyar saja yang menggunakan website premium dengan domain dot com. Lengkap dengan teknik optimasi website organik maupun berbayar.
Entah digital marketing agency mana yang menangani klien macam Kandang Ambyar ini. Yang pasti, nama Mbah Rawa Gumpala tidak hanya muncul di official websitenya saja. Tapi juga di beberapa platform dan sosial media marketing lainnya. Seperti obrolan di Kaskus, memiliki akun di Instagram, Facebook, hingga LinkedIn.
Iya, benar. LinkedIn, sodara-sodara. Sosial media bisnis dimana sebagian besar pemilik akunnya adalah CEO ataupun owner bisnis. Cara internet marketing yang sangat masif. Pantas kalau pasien yang antri jasanya sangat banyak. Datang dari berbagai daerah hingga pulau seberang.
Sadar sebagai penyedia jasa pesugian go online dan go blog, Kandang Ambyar juga membuat landing page sedemikian rupa di websitenya. Diawali dengan sapaan Assalamualaikum, lalu bertanya pada visitors apakah mempunyai masalah finansial? Seperti usaha yang lagi bangkrut, terlilit hutang, atau bosan hidup miskin?
Kemudian dilanjutkan dengan penjelasan singkat tentang layanan jasa pesugian Kandang Ambyar, siapa itu Mbah Rawa Gumpala lengkap dengan profil dan portofolio kariernya sebagai paranormal. Tidak lupa juga memberikan contact call to action bagi yang berminat hingga ragam testimoni dari klien-kliennya.
Mereka mengklaim bahwa jasa pesugihan ini 100 persen aman dan terbukti. Hanya 0,05 persen saja yang gagal. Itupun karena lupa menerapkan amalan yang diberikan Mbah Rawa Gumpala. Sebuah copy writing khas ala mentor digital marketer macam Agan Khalid dan Dewa Eka Prayoga.
Entah karena copy writing landing page yang ngena banget atau memang aku yang lagi kepepet, aku mengiyakan begitu saja ketika admin WhatsApp marketing meminta uang mahar. Atau semacam uang tiket agar aku bisa mendapat jatah nomor antrian ke tempat praktik Mbah Rawa Gumpala.
Harganya beragam. Mulai dari bangku antrian paling depan, nomor dua, nomor tiga, tengah, belakang hingga paling bontot. Semakin ke belakang, harganya semakin murah. Persis seperti harga tiket nonton konser BTS di Amerika.
Aku mentransfer uang seharga kursi antrian paling belakang. Itupun uang terakhir yang kupunya. Tidak apa-apa. Jika memang klaim janji yang dituliskan pada landing page Official website Kandang Bubrah benar, aku bisa mendapat uang dengan jumlah yang berlipat ganda.
Kulirik David yang sedang menikmati kopi hangatnya. Samar-samar tercium aroma bunga melati yang harum. Aku hafal sekali wangi ini. Bukan dari aroma bunga melati segar. Melainkan pengharum ruangan eksklusif beraroma Jasmine yang bisa didapatkan dari supermarket terkemuka di kota-kota besar.
"Bapak Erick Hanggara" Terdengar suara resepsionis memanggilku dengan nada sopan.