Di sisi lain, dengan digunakannya tanah BMN milik TNI AL oleh PLN, maka TNI AL tentu harus mendapatkan aset pengganti yang sebanding. Sebab TNI AL telah mengalah dan bersikap legowo mengedepankan kepentingan nasional. Sikap TNI ini memang layak dipuji.
Dengan ditandatanganinya perjanjian tukar-menukar aset ini, PLN berkomitmen untuk dapat memberikan aset pengganti yang senilai dengan nilai aset tanah BMN milik TNI AL. Â Di masa depan sinergi semacam ini akan menjadi contoh yang baik dalam pembangunan Indonesia. Ego sektoral memang selayaknya dihilangkan, sebab itu akan mengganggu jalannya pembangunan.
"Tidak tertutup kemungkinan, jika di kemudian hari pembangunan infrastruktur itu kembali akan membutuhkan lahan milik TNI AL di berbagai daerah Nusantara. Perjanjian tukar-menukar ini, diharapkan dapat menjadi role model bagi TNI AL dan PLN dalam menemukan solusi terbaik bagi kedua belah pihak dalam menjalankan amanahnya membangun Indonesia," ujar Darmawan.
Menurut darmawan, pengadaan lahan menjadi bagian paling menantang dalam proses pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan di Indonesia. Karena infrastruktur itu harus ada dan membentang mulai dari bibir pantai hingga ke puncak bukit, dari pelosok pedesaan sampai ke jantungnya ibu kota Jakarta.
Sinergi yang baik baru saja ditunjukkan oleh PLN dan TNI AL. Keduanya menyadari bahwa kepentingan negara barada di atas semuanya. Oleh sebab itu, kerelaan untuk melakukan tukar-menukar aset merupakan kewajiban sebagai upaya untuk memajukan bangsa. Wilayah Indonesia yang begitu luas menunggu dibangun jaringan kelistrikan yang kokoh, andal dan merata untuk semua.
Puji Handoko
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H