Mohon tunggu...
Tohir
Tohir Mohon Tunggu... Human Resources - No one has the right to rewrite anybody’s story. Untuk Anak Cucuku, Jika Kelak Garis Langkah Hidupku ini Terbaca,Ketahuilah-Aku Dulu Pernah Ada!

A poem lover. Born under zodiac Cancer (so you know how to handle me, lol ). Working in weekday as HRGA person at the International Company. Work out in Badminton court as player during the weekend.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bahaya Bid'ah pada Konsep Keesaan Tuhan

3 Februari 2020   16:00 Diperbarui: 3 Februari 2020   16:06 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Karenalah Allah SWT adalah Tuhan pencipta segala yang ada di alam semesta, sangat mudah baginya melakukan apapun yang Dia kehendaki dan tidak melakukan apapun yang tidak Dia kehendaki. Kesempurnaan, Kebesaran, keagungan, ke-maha dahsyat-an Allah SWT tidak terkira dan tidak perlu dikira-kira apalagi dibiaskan dan diperantarai dengan makhluk ciptaannya yang bahkan tidak setipis rambutpun mendekati kekuasaan Nya.

Bicara lebih jauh, konsep menghadirkan perantara, baik itu orang soleh, kiai, ustad, habib, syaikh atau lebih rancu lagi patung, berhala, gunung, pohon besar berusia ratusan tahun hingga makam yang disakralkan, dalam memanjatkan doa adalah bentuk penghinaan kita kepada Allah SWT. Mengapa?

Karena sejatinya konsep tersebut adalah bentuk lain dari ketidak puasan bahkan ketidak-cukup-percayaan kita akan konsep Tuhan, Allah SWT yang tidak terlihat, tidak memiliki fisik nyata.

Konsep perantara-perantara tersebut dihadirkan untuk memuaskan keinginan dangkal dan hawa nafsu kita pada sesuatu yang ingin bisa kita percayai karena terlihat fisiknya, nyata dan ada sehingga memudahkan kita untuk mempercayainya. Anda mungkin akan seketika menyangkalnya, tapi jauh di lubuk hati terdalam anda, mengiyakan konsep sesuatu yang nyata sebagai landasan untuk dipercaya.

Bicara dalil, hingga saat menulis tulisan ini, tidak menemukan sumber yang kuat dan tidak terbantahkan bahkan sumber yang lemah pun tidak saya temui, tentang kebolehan serta anjuran melakukan ziarah dan berdoa bersama meminta ini itu kepada orang yang telah tiada di makam mereka pula.

Yang saya dapati dari sumber terkuat dan terpercaya keabsahannya adalah, larangan keras meminta sesuatu selain kepada Allah SWT. Larangan keras menyekutukannya, menduakannya, membiaskan ke-Esa-annya.

Karena Allah SWT adalah Tuhan satu-satunya yang maha kuasa mengabulkan segala pinta dan doa.

Maka tak heran, organisasi masyarakat (ormas) Islam yang didirikan oleh K. H Ahmad Dahlan, Muhammdiyah, dengan tegas menfatwakan larangan keras melakukan praktik ibadah yang tidak berlandaskan pada kesesuaian akal, nalar dan logika serta tidak ada landasan sumber serta dalil yang kuat dan terpercaya kebenarannya atau bahasa lainnya disebut Bid'ah.

Bid'ah berarti perbuatan yang dikerjakan tidak menurut contoh yang telah ditetapkan, termasuk menambah (mengada-adakan) atau mengurangi ketetapan. Secara linguistik bid'ah juga berarti doktrin sesat, karena tidak ada landasan ilmu kebenaraan dan sumber yang terpercaya, yaitu Al-Qur'an dan Sunnah.

Dan melakukan kegiatan ziarah, dengan ditambahi ritual memperantai doa melalui orang yang telah meninggal, sesoleh apapun orang tersebut, di depan makam orang tersebut, adalah tindakan bid'ah,  dikarenakan tidak pernah ada landasan kebenarannya dalam Al-Qur'an serta tidak pernah dicontohkan oleh sunah Nabi Muhammad SAW.

Seluruh ulama sepakat bid'ah adalah mengada-ada, dan semua yang mengada-ada dan tidak diperkuat dengan dalil dan sumber terpercaya serta tidak berkesesuaian dengan nalar, akal dan logika adalah kesesatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun