Saat ini, Ibu-ibu Desa Kandis II hanya menggunakan kemasan tradisional untuk mengemas kue bugis, yaitu dibungkus dengan daun pisang saja. Kue bugis yang diproduksi oleh ibu-ibu ini hanya dipasarkan di pasar tradisional dan warung-warung di sekitar tempat tinggalnya saja.
Pada kegiatan pengabdian ini ibu-ibu diberikan bantuan berupa bahan-bahan pokok untuk meningkatkan jumlah produksi. Juga pembuatan desain label kemasan yang lebih menarik sehingga produk ibu-ibu semakin dikenal. Harapan penulis dengan bantuan yang diberikan mampu meningkatkan dan mengembangkan usaha ibu-ibu Desa Kandis II sebagai upaya melestarikan budaya lokal.
METODE
Pelaksanaan dari kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan pada tanggal 22-24 November 2023 di rumah Ibu Nisa yang berlokasi di Desa Kandis II. Metode kegiatan yang dilakukan adalah (a) Melakukan observasi dengan meninjau langsung ke lokasi pembuatan kue bugis serta melihat proses pembuatan kue bugis, (b) Analisis permasalahan dengan cara melakukan diskusi dengan Ibu-ibu mengenai kendala yang dihadapi dalam upaya meningkatkan penjualan produk, (c) Melakukan pendamping dalam pengemasan produk (d) Evaluasi atas hasil yang dicapai. Tahapan metode pelaksanaan kegiatan digambarkan sebagai berikut:
Tahap Observasi
Tahapan awal pelaksanaan kegiatan adalah melakukan observasi langsung ke lokasi pembuatan kue bugis. Penulis dapat melihat langsung proses pembuatan kue kering dari awal sampai pengemasan dan pemasaran produk. Melalui observasi ini diharapkan dapat  mengindentifikasi masalah yang dihadapi mitra dalam memasarkan produknya.
  Â
Tahap Analisis Permasalahan
Berdasarkan hasil diskusi dengan mitra, maka masalah yang dapat diidentifikasi adalah:
- Mitra lebih mengandalkan pemasaran produk dengan cara konvensional, yaitu informasi dari mulut ke mulut dan menjual produk ke pasar tradisional atau ke warung-warung di sekitar tempat tinggalnya.
- Pengemasan produk masih menggunakan daun pisang.
Â