Sebenarnya, mengenai hal ini telah dijelaskan dan dipelajari pertama kali pada tahun 1970-an oleh psikolog yang meneliti mengenai kesalahan dalam pengambilan keputusan dan diberi nama teori "Saya sudah mengetahui selama ini" dan dalam kehidupan sehari-hari kita kenal sebagai hindsight bias. Â
Banyak sekali contoh hindsight bias dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya nih ya, kamu hendak melakukan ujian masuk perguruan tinggi. Sebut saja seperti SBM-PTN lah ya. Nah, lalu apa yang akan kamu lakukan? Yap, biasanya kamu akan membaca dan belajar dari soal-soal SBM-PTN pada tahun-tahun sebelumnya. Kamu pun merasa yakin bahwa ada beberapa soal tertentu yang pasti keluar dalam ujian nanti. Dan ya kamu menjadi lebih berfokus untuk belajar materi tertentu tadi.Â
Inilah hindsight bias, ketika kamu sudah mulai memprediksi soal-soal apa saja yang akan keluar di ujian nanti berdasarkan pengalaman soal-soal ujian sebelumnya padahal kamu belum tahu akhirnya nanti ketika ujian soal mana yang benar-benar akan lebih banyak keluar.
Bias kilas balik ini akan merasa keukeuh bahwa mereka telah mengetahui soal apa yang akan keluar ketika ujian. Berdasarkan pada asumsi tersebut kemudian, mereka yang terlalu berfokus belajar materi tertentu saja memiliki kemungkinan untuk gagal dalam mempelajadi materi lain secara mumpuni.
Well, ternyata betul nih, pas udah ujian, materi yang keluar sama sekali berbeda dengan apa yang diprediksi diawal atau justru materi yang keluar memang benar sesuai perkiraan. Karena memang fifty-fifty kemungkinannya. Nah, ketika prediksi kamu ternyata berhasil, maka sikap yang tidak lain tidak bisa kamu hindari adalah melebih-lebihkan.
"Kan, apa aku bilang. Soal-soal ini tuh pasti keluar. Untung gaperlu repot-repot belajar banyak materi lain!"
Atau nih ya, kalau ternyata prediksi tidak sesuai dengan perkiraan atau firasat, maka yang terjadi adalah akan merasa menyesal serta menyadarkan bahwa kamu memang tidak mengetahui segalanya.
Alasan mengapa seseorang memiliki kecenderungan hindsight bias adalah dikarenakan ada tiga variabel yang mendorong seseorang tersebut. Yaitu kognisi, metakognisi, serta motivasi. Sedangkan penjelasan mengenai hal ini adalah sebagai berikut.
Pertama, kognisi.
Berdasarkan fakta, manusia memiliki kecenderungan salah mengingat prediksi awal pada suatu peristiwa dan lebih mudah mengingat informasi di masa sekarang, lalu memfiksasi hasilnya. Berdasarkan studi dalam Journal of Experimental Psychology: Learning, Memory, and Cognition, orang secara otomatis akan memperbarui pengetahuan mereka dengan informasi baru, sehingga membuat informasi asli tidak dapat diakses.
Kedua, metakognisi.
Manusia mudah dalam hal memahami bagaimana atau mengapa sebuah peristiwa terjadi, sehingga karena hal tersebut, sebuah peristiwa menjadi tampak lebih mudah diprediksi.
Ketiga, motivasi.
Manusia memang menyukai dan menganggap bahwa hal-hal yang terjadi di dunia ini mudah untuk diprediksi.
Kalau kita lihat, hindsight bias ini pada akhirnya akan menimbulkan sebuah masalah potensial dalam kehidupan seseorang. Percaya atau tidak, ia akan membuat seorang manusia percaya diri terlalu berlebihan dan biasanya mengakibatkan cara mereka dalam mengambil keputusan adalah melibatkan terlalu banyak risiko yang tidak diperlukan. Selain hal tersebut, hindsight bias juga dapat membuat seseorang tidak belajar dari masa lalu.