"Kamu percaya firasat gak?"
Bermula dari pertanyaan yang ditujukan oleh salah satu orang terdekatku malam tadi. Entah mengapa, kalau bisa dibilang percaya atau tidak, Â ya aku tidak terlalu yakin. Terkadang percaya, terkadang aku pun acuh. Sebab, entah mengapa sesuatu yang sifatnya seperti firasat, ramalan, prediksi dan semacamnya yang tidak bisa direka secara ilmiah ya memang sedikit membingungkan untuk dipercaya atau tidak.
 Dan, berkat pertanyaan dan obrolan malam masih seputar hal ini, aku yang penasaran coba saja mencoba mencari penjelasan ilmiah mengenai hal ini. Aku mulai mencari jurnal-jurnal psikologi dengan bahasan serupa. Namun, karena belum menemukan jawaban yang pas, aku mencoba membuka salah satu buku kuliahku mengenai psikologi kognitif.
 Well, aku menemukan jawaban yang menurutku paling cocok dengan apa yang menjadi bahasan obrolanku malam tadi. Dan aku ingin mencoba berbagi apa yang aku pelajari tadi kepadamu. So, kalau kamu penasaran aku akan membahas mengenai apa, maka aku menyaranmu untuk membaca tulisan ini hingga selesai.
"Lihat kan, aku bilang juga apa? Pasti bakal kaya gini endingnya, kamu sih gak percaya,"
Sering gak sih kamu mendengar kata-kata ini keluar disekitarmu? Mungkin akan keluar dari orangtua ketika kamu tidak menuruti apa yang mereka sarankan dan hasilnya berjalan tidak sesuai dengan apa yang kamu harapkan. Bisa juga dari teman, sahabat, atau bahkan pasangan. Sebenarnya, awalnya kamu bukan tidak mau menuruti atau mendengarkan. Namun, kamu hanya merasa telah mengetahui akan seperti apa akhir sebuah kejadian apabila kamu jalankan.
 Padahal nih ya, kejadiannya aja belum terjadi. Atau, kamu merasa seolah orang tuamu, teman, sahabat, atau pasangannya nampak seperti ahli memprediksi sesuatu? Bisa meramal atau firasatnya selalu berujung benar?
Kalau ternyata hal ini tidak dilakukan oleh orang lain, atau jangan-jangan kamu sendiri yang melakukannya?Â
Well, dalam psikologi, hal ini dikenal dengan bias pandang ke belakang, bias kilas balik atau bahasa kerennya adalah hindsight bias. Aku yakin, setiap dari kamu yang membaca tulisanku kali ini pasti pernah merasakan atau melakukan hindsight bias setidaknya satu kali seumur hidupmu. Apakah kamu menyadarinya?
Berbicara mengenai hindsight bias, ini merupakan sebuah kecenderungan seseorang dalam melihat suatu kejadian menjadi lebih dapat diprediksi atau mereka seolah telah mengetahui ending dari kejadian tersebut.
 Ini terjadi setelah mereka mempelajari hasil dari suatu masalah, baik melalui eksperimen maupun mengamati pola kejadian. Padahal, kejadian itu sendiri belum terjadi. Salah satu cirinya juga adalah seseorang tadi cenderung melebih-lebihkan kemampuannya dalam memprediksi sesuatu tadi.