Mohon tunggu...
Puja Nor Fajariyah
Puja Nor Fajariyah Mohon Tunggu... Penulis - Lecturer Assistant, Early Childhood Enthusiast

Kia Ora! Find me on ig @puja.nf

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Kenali "Peter Pan Syndrome", Menua tapi Enggan Mendewasa

20 November 2020   12:20 Diperbarui: 20 November 2020   17:07 711
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Muda Vs tua, atau dewasa Vs kekanak-kanakan, pilih mana?"

Setelah mengetahui kalau hari ini adalah hari anak sedunia, aku menjadi terinpirasi untuk menulis mengenai hal ini. Mengenai anak dan masa-masanya selalu dirindukan oleh kita yang sekarang barangkali sudah remaja atau menua. 

Berbicara mengenai masa muda dan tua, kita pasti pernah mendengar istilah 'dewasa' dan 'kekanak-kanakan' yang menyertainya. Kalau ditanya, lebih indah mana masa muda dan masa tua? Rata-rata pasti menjawab masa muda tentunya. Mengapa?

Ilustrasi Leandro Pena via pinterest.com
Ilustrasi Leandro Pena via pinterest.com
Untuk mengawali bahasan kali ini, aku ingin bertanya, kamu pasti tahu lah ya tentang Peter Pan? Eits, Peter Pan ini bukan nama band asal Bandung yang sekarang namanya Noah ya. Tapi karakter di Novel James Barrie yang sudah diadaptasi menjadi berbagai film. Dari mulai versi kartun Disney, sampai versi karakter kompas di berbagai serial. 

Dan disetiap karakter animasinya, Peter Pan itu selalu digambarkan dengan ilustrasi yang sama. Seorang anak kecil, dengan kemampuan sihir yang tinggal di sebuah pulau ajaib bernama Neverland bersama dengan para peri, bajak laut, dan satu buah geng yang namanya Lost Boys.

Yang menarik adalah, diceritakan bahwa Peter Pan dia itu tidak pernah menua dan muda selamanya. Dan itu faktor yang mempengaruhinya tetap mampu memiliki kekuatan sihir. Karena, di dalam dunia Peter Pan, orang dewasa digambarkan sebagai sosok yang kelam, membosankan, dan miskin imajinasi sehingga mereka tidak bisa menggunakan magic. 

Peter Pan adalah sebuah cerita yang menggarisbawahi betapa suramnya kehidupan dewasa dan betapa berwarnanya hidup sebagai anak-anak selamanya. Dan percaya atau enggak, enggak sedikit orang di dunia ini yang masih berpikiran sama dengan Peter Pan. 

Orang-orang ini memandang bahwa kehidupan dewasa itu suram dan gak berwarna. Dan, mereka merasa bahwa usia dewasa bukanlah buat mereka. Yes, mereka adalah Peter Pan di dunia nyata. 

Tanpa magic, tanpa tubuh yang selamanya muda, namun terjebak dalam pola pikir yang ingin muda selamanya. Dan percaya atau enggak, orang ini adalah orang-orang yang tanpa sadar justru merusak sendiri masa dewasanya dan pada akhirnya malah membuat masa dewasa mereka gak berwarna. 

Kalau kamu termasuk dalam hal ini, atau kamu sendiri merasa  kalau kamu itu kalau bisa maunya gak mau jadi orang dewasa selamanya, ada kemungkinan bahwa kamu terekspos sama yang namanya Peter Pan Syndrome.

Yap, dalam tulisan kali ini aku mau membahas mengenai Peter Pan Syndrome, kenapa banyak orang yang terkena sindrom ini dan bagaimana cara mengatasinya.

Well, apa sih Peter Pan Syndrome ini? Peter Pan Syndrome adalah istilah untuk mendeskripsikan orang-orang yang sudah masuk di usia dewasa tapi gak mau dan gak bisa menghadapi tanggung jawab dan emosi mereka sebagai orang dewasa. Untuk lebih jelasnya, ini adalah beberapa ciri dari orang yang mengalami Peter Pan Syndrome.

Pertama, mereka gak punya target hidup yang pasti  dan sering menunda-nunda untuk memikirkan tujuan hidup mereka. Salah satu hal yang memang menyenangkan dari menjadi anak kecil adalah mengingat tuntutan yang kita dapat dari orang di sekitar kita. Salah satu hal penting yang kita pelajari ketika kita masuk usia dewasa adalah kita itu pastinya memiliki waktu yang terbatas atau meninggalkan dunia ini dalam waktu sekian puluh tahun ke depan. 

Ya meskipun yang namanya umur itu tidak bisa ditebak. Ya masih banyak sih, cuma terbatas. Dan kita dituntut untuk menjalani hidup yang terbatas ini dengan sebaik mungkin. 

Orang-orang dengan Peter Pan Syndrome akan selalu menolak fakta ini. Bahwa kita sebagai manusia tau kalau waktu kita hidup di dunia itu terbatas dan kita perlu memikirkan hidup kita mau dibawa kemana. Sayangnya, mereka lupa dengan Peter Pan yang memiliki usia abadi dengan pribadi anak-anak.

Kedua, mereka susah menerima masukan dan bertanggung jawab atas kesalahan yang dilakukan. Karena hal ini kemudian mereka memiliki kecenderungan untuk menyalahkan orang lain atas kesalahan mereka dan meminta orang lain untuk bertanggung jawab atas hal tersebut. Ingat kan apa yang dilakukan anak kecil saat berbuat salah?

Kebanyakan dari mereka yang karena memiliki sikap egosentris alias ke 'aku' an sehingga selalu enggan untuk disalahkan dan memang orang tua jarang sekali benar-benar membiasakan anak untuk bertanggung jawab atas kesalahan yang mereka lakukan. Biasanya, anak saat berbuat salah akan dihukum atau dimarahi, tapi untuk diminta bertanggung jawab atas kesalahan yang mereka perbuat, sangat jarang sekali dilakukan. 

Terlepas dari bagaimana orangtua mendidik anak namun caranya kurang tepat, sebagian besar orang tua sayang terhadap anak dan tidak ingin anak harus repot menanggung beban masalahnya sendiri. 

Jadi gitu, dimarahin, dihukum, tapi enggak benar-benar diminta bertanggung jawab. Dan sejujurnya, hal itu emang lebih gampang daripada harus bertanggung jawab dari masalah yang udah kita buat. Dan lagi-lagi, orang dengan Peter Pan Syndrome, lupa bahwa ini cuma berlaku di masa anak-anak. Ketika seseorang sudah dewasa, ia memiliki kewajiban untuk menyelesaikan masalah sendiri.

Ketiga, kurang mampu menjalani hubungan sosial. Hal ini karena teman-teman mereka sudah hidup dengan kehidupan dewasa masing-masing. Ada yang membangun karir, membangun keluarga, ada yang sibuk mengejar passionnya, sementara orang-orang dengan sindrom ini masih menolak bahwa ia memiliki tanggung jawab untuk membuat hidupnya berarti. 

Akhirnya, orang dengan sindrom ini jadi susah nyambung dengan orang-orang seusia mereka. Karena merasa inferior saat berinteraksi dengan orang-orang seusianya, makanya tidak jarang orang dengan sindrom ini lebih nyaman berinteraksi dengan orang yang usianya jauh lebih muda dari mereka.

Keempat, tidak mengembangkan diri mereka sendiri. Orang dengan sindrom ini memiliki kemauan untuk berkembang, namun cenderung enggak sreg dengan apa yang ia lakukan untuk mengembangkan dirinya. Kalaupun sreg, yang dirasa tetap aja males untuk bekerja keras mencapai apa yang ia mau. 

Dan ini kebanyakan membuat orang dengan sindrom ini enggak sadar kalau ia memblok dirinya untuk berkembang dengan cara menghindari tanggung jawab menjadi orang dewasa. Ujung-ujungnya, masa dewasa mereka menjadi suram dan itu menjadi pembenaran pemikirannya mengenai masa dewasa itu tidak menyenangkan.

Nah, empat hal tadi adalah ciri-ciri yang paling sering ditemui di orang dengan Peter Pan Syndrome. Kenapa sih hal ini bisa terjadi? Mengapa ada orang yang bisa terjebak dalam mental anak-anak seperti ini? sebenarnya, apa sih penyebab yang membuat Peter Pan Syndrome ini?

Faktor utamanya adalah, hubungan antara anak dengan keluarganya di masa kecil. Keluarga yang over protective kemungkinan besar akan membuat anaknya mengalami Peter Pan Syndrome. Karena keluarga yang over protective  membuat anak-anak mereka bergantung kepada orang tua dan jadinya anak enggak mengembangkan skill-skill untuk bertahan hidup. 

Selain itu, anak juga memiliki masa kecil yang terlalu nyaman. Sampai akhirnya enggak pengen aja gitu meninggalkan kenyamanan yang ia rasakan. 

Begitu juga, biasanya kalau dalam sebuah keluarga itu sosok ibu lebih dominan dan mengontrol, ada kemungkinan anaknya akan memiliki Peter Pan Syndrome. Karena biasanya ibu yang banyak terlibat dan membuat keputusan secara sepihak tentang pilihan hidup anak, selain itu juga cenderung menyediakan segala sesuatu bagi anaknya.

Well, sampai sini barangkali kamu merasa kalau kamu, teman, atau pasangan kamu memiliki Peter Pan Syndrome ini, dan kamu ingin kamu atau mereka keluar dari ketidak berkembangan ini, aku memiliki tips buat kamu mengenai bagaimana memulainya.

Tips dari aku adalah mulailah menata diri kamu sedikit demi sedikit. Serius deh, kamu gak bisa kayak gini selamanya. Kamu jadi gak bisa berkembang karena kamu selalu menghindar dari hal-hal susah yang sebetulnya suka gak suka harus kamu lakukan untuk mengembangkan diri dan hidup kamu.

Its okay, kalau kamu sudah jauh tertinggal daripada teman-teman kamu, secara simpelnya ya karena mereka tidak stuck di masa kecilnya aja gitu sebenarnya. 

Lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali. Dan kalaupun kamu gak tau harus mulai dari mana, kamu bisa datang ke tenaga profesional dan mendapatkan arahan.

Masa anak-anak memang menyenangkan, tapi menjadi tua dan mendewasa adalah tuntutan kewajaran. Selamat Hari Anak Sedunia, dan semoga tulisan ini bermanfaat!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun