Mohon tunggu...
Puja Nor Fajariyah
Puja Nor Fajariyah Mohon Tunggu... Penulis - Lecturer Assistant, Early Childhood Enthusiast

Kia Ora! Find me on ig @puja.nf

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Cara Berdamai dengan Sindrom Penipu

28 Oktober 2020   04:00 Diperbarui: 3 November 2020   21:04 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Impostor Syndrome. Sumber: musicworxinc.com

Alhasil, untuk menjawab itu semua, kuberanikan diri untuk bertanya ke salah seorang dosen tentang keadaanku ini, dan beliau berkata, 

"Itu normal kok Mbak, dalam ilmu Psikologi namanya Impostor Syndrome atau sindrom penipu, tapi ada banyak hal yang perlu Mbak Puja ketahui,"

Dan terjadilah aku dan beliau bercerita dan berbagi banyak hal malam itu. Sampai ke hal-hal di masa kecil serta dan lingkungan rumahku seperti apa turut aku ceritakan. Ya, karena memang, aku juga tidak merasa keberatan. Hasil dari diskusiku dengan beliau akan coba aku ceritakan dalam tulisanku kali ini. Ternyata, dari hal-hal kecil ini turut membentuk pola pikirku yang keliru tadi.

Sama halnya dengan yang aku rasakan, beberapa gejala Impostor Syndrome diantaranya gampang cemas, tidak percaya diri, frustasi ketika gagal memenuhi standar yang ditetapkan diri sendiri dan cenderung perfeksionis. Dan, tidak pungkiri selama ini aku akrab sekali dengan gejala-gejala ini tadi. 

Dosenku kemudian menceritakan sebuah hal yang senada dengan apa yang aku resahkan. Kurang lebih ceritanya seperti ini,

Beberapa tahun lalu penulis Neil Gaiman pernah diundang ke sebuah acara yang penuh dengan orang-orang hebat. Seniman, ilmuan, penulis, penemu. 

Melihat semua orang hebat ini tiba-tiba Gaiman merasa tidak lama lagi harus meninggalkan kerumunan itu sebab Gaiman merasa tidak pantas berada diantara mereka. 

Di sampingnya berdiri seorang lelaki tua, mereka berbicara banyak hal termasuk fakta bahwa Gaiman dan lelaki tua ini sama-sama memiliki nama depan 'Neil'. Lelaki tua ini kemudian menunjuk ke kerumunan orang-orang hebat dan berkata

"Malam ini saya berpikir, sedang apa saya disini, semua orang-orang itu sudah menorehkan prestasi luar biasa sementara saya berada di luar angkasa hanya karena saya menjalankan tugas."

Mendengar ini, Gaiman berkata pada si lelaki tua,

"Iya, tapi anda adalah manusia pertama di bulan, Saya rasa itu punya arti."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun