Belajar dari mana? Dari mana saja dan pengalaman merupakan guru sepanjang masa. Mengapa pengalaman, iya. Ada baiknya setiap orang tua ketika berhubungan dengan anak usia dini perlu kiranya memposisikan diri sejajar dengan mereka.Â
Memposisikan diri menjadi teman bicara, teman berbagi cerita. Selaiknya teman, ia mendengar ketika diberitahu sesuatu, menanggapi bila perlu, dan tak mengambil hati apabila ternyata, si anak lebih tahu. Sebab, masih anak-anak, tak selalu kekanak-kanakan.
Coba dipikirkan, apabila kita dipertemukan dengan dua kondisi seperti ini:
"Ayah, kalau minum duduk ya,"
"Oh, iya Nak, terima kasih ya sudah diingatkan,"
Dan pada kondisi kedua:
"Ayah, kalau minum duduk ya,"
"Udah gakpapa, ini juga udah mau habis minumnya,"
Kira-kira, kita bisa menebak siapa yang anak-anak dan siapa orang dewasanya? Apakah kita menebak, sikap mana yang kekanak-kanakan, dan yang mana yang lebih dewasa? Tak perlu dijawab, hanya pikirkan saja.Â
Fenomena ini membenarkan, bahwa usia tidak dapat dijadikan sebagai sebuah tolak ukur sebuah kedewasaan. Usia, bukanlah sebuah pembenaran untuk menolak sebuah pesan.
Kalau mengutip kembali ke sebuah peribahasa arab yang bunyinya:
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!