Mohon tunggu...
Puja Nor Fajariyah
Puja Nor Fajariyah Mohon Tunggu... Penulis - Lecturer Assistant, Early Childhood Enthusiast

Kia Ora! Find me on ig @puja.nf

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Anak Belajar Playing Victim, Bagaimana Sikap Kita?

26 September 2020   15:50 Diperbarui: 26 September 2020   16:08 726
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anak yang disalahkan bukan atas kesalahannya sendiri | shutterstock.com

Dan, karena Eka yang diasuh oleh neneknya yang memang sudah cukup 'sepuh', maka nenek Eka sering sekali berhalangan untuk hadir dalam kegiatan-kegiatan sekolah. Alasan kedua adalah, sebab guru di sekolah yang minim dan tidak sebanding dengan jumlah santri yang ditampung di sekolah itu. Aku juga mengetahui fakta tadi. Benar adanya, ketika kita menaruh perhatian ke satu anak, khawatir anak lain malah terabaikan. 

Ditambah lagi, dengan keadaan guru PAUD yang benar-benar lulusan pendidikan anak usia dini di sekolah aku KKL itu cukup minim, sehingga seringkali penanganan dari ustadzah lainnya justru membuat anak seperti Eka menjadi 'keenakan' melakukan playing victim. Bagaimana tidak, kalau saja ternyata Ustadzah memberi hukuman pada anak yang seharusnya benar, bukankah kemudian mental salah satu dari keduanya berpengaruh?

Hal ini merupakan sebuah keseriusan yang benar adanya sering terjadi dalam kehidupan pengasuhan serta pendidikan pada anak-anak kita. Di luar sana, masih sering aku temui 'Eka-Eka' lainnya yang sejak berusia dini mulai belajar dan nyaman 'bermain korban'. 

Oleh karena itu, menjadi penting kiranya untuk kita mengetahui bagaimana seharusnya bersikap dan menghadapi keadaan yang seperti ini bila kebiasaan tadi ada pada anak, adik, atau keluarga kita sendiri. Teruslah belajar menjadi calon orangtua, orangtua, kakak, atau bahkan nenek yang bijak dalam mendidik anak. 

Semua orang perlu kiranya sadar akan pentingnya pendidikan parenting sejak dini, karena menjadi orangtua adalah pekerjaan seumur hidup. Dan anak, bukan sebuah robot yang siap dengan resiko trial and error. Ketika anak belajar playing victim, perlu kiranya dihadapi dengan intim. Perlu kiranya kita memahamkan, bahwa untuk menjadi benar, tak perlu dengan menyalahkan.
Semoga tulisan ini bermanfaat!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun