Mohon tunggu...
Puja Nor Fajariyah
Puja Nor Fajariyah Mohon Tunggu... Penulis - Lecturer Assistant, Early Childhood Enthusiast

Kia Ora! Find me on ig @puja.nf

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Sibling Rivalry, Tanda Kedekatan atau Persaingan Abadi?

17 April 2020   20:17 Diperbarui: 17 April 2020   20:43 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Orangtua harus mengambil peran sebagai fasilitator bagi kebutuhan anak. Orangtua harus peka bahwa pertengkaran yang terjadi pada anak tidak selamanya normal. Yang harus orangtua lakukan ketika anak bertengkar adalah menjadi penengah yang bijak.


Dalam video diatas adalah bentuk cara yang dilakukan oleh Lee Hwi-Jae dan Istrinya untuk mengeratkan kembali hubungan anak mereka Lee Soeoen dan Lee Seojun yang seringkali bertengkar terutama saat bermain bersama. 

Pertengkaran antara Soeoen dan Soejun terjadi karena dipicu rasa marah dan cemburu atas perhatian yang diberikan oleh orangtua mereka kepada salah satu diantara mereka. 

Melihat kondisi anak mereka yang selalu bertengkar saat bermain bersama, diam-diam Lee Hwijae dan istrinya membuat sebuah skenario kepada keduanya bahwa mereka akan tinggal terpisah agar mereka tidak bertengkar antarsatu sama lain lagi. 

Pada awalnya, Soeoen  dan Seojun merasakan senang, namun hal itu tidak bertahan lama.  Sebagai seorang saudara momen dimana mereka menghabiskan waktu bermain bersama dan melakukan hal dengan bersama-sama  terekam oleh keduanya dan hal ini merupakan tanda kedekatan yang terbangun antar anak. 

Rasa cemburu dan marah yang ada pada mereka hilang perlahan diganti oleh perasaan saling membutuhkan dan melengkapi satu sama lain sebagai seorang saudara.

Pernahkah anda merasakan benci dan kesal pada saudara anda saat ia bertingkah menyebalkan namun merasa kehilangan saat ia tidak ada? 

Nah, seperti itulah juga yang dirasakan anak yang dihadapkan pada kondisi serupa. Batas wajar dari sibling rivalvy ini dapat terjadi ketika orangtua mampu menempatkan diri pada posisi yang sebaik-baiknya saat hal tersebut terjadi pada anak mereka. 

Beberapa cara lain yang dapat dilakukan oleh orangtua dalam mengatasi sibling rivalvy sendiri bisa dengan tidak membanding-bandingkan antara anak yang satu dengan lainnya, memberikan ruang bagi anak untuk menjadi pribadi mereka sendiri, tidak langsung ikut campur tangan pada permasalahan anak kecuali terdapat tanda-tanda kekerasan fisik, mampu membuat anak bekerjasama daripada bersaing antar satu sama lain, menanamkan pola pikir serta kebiasaan positif dalam diri anak dan masih banyak lagi hal lainnya.

Kabar gembira

Akan ada pelangi setelah hujan, akan selalu ada hal baik yang dapat dipetik dari sesuatu yang buruk. Sibling rivalvy pun memiliki  segi positif meskipun secara pengertian, hal ini merupakan sebuah hal yang negatif. Segi positif dari sibling rivalvy ini sendiri diantaranya,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun