Sedangkan rivalry sendiri merupakan persaingan atau kompetisi. Sibling rivalry adalah kompetesi atau persaingan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih saudara untuk memperebutkan perhatian dari satu atau kedua orangtua, dan bisa juga karena memang ingin mendapatkan sebuah pengakuan yang lebih terhadap mereka.Â
Sibling rivalry biasanya dipicu oleh rasa kecemburuan yang kemudian memunculkan pertengkaran atau persaingan antar saudara.Â
Umumnya, sibling rivalry terjadi dan dialami oleh anak yang berusia 5-11 tahun namun tidak menutup kemungkinan sibling rivalry juga terjadi ketika anak masih berusia kurang dari umur lima tahun. Ahli Psikologi menyebutkan, hubungan ini disebut sebagai hubungan yang ambivalent atau love hate relationship.
Batas Wajar
Mustahil rasanya memang tidak adanya pertengkaran yang terjadi antarsaudara khususnya pada anak usia dini. Anak usia dini memang memiliki sifat egosentrisme dimana perhatian semua berpusat pada dirinya sendiri. Karena hal ini pula, pertengkaran diantara anak-anak memang seringkali terjadi.Â
Namun, bagaimana kemudian dapat membedakan antara pertengkaran biasa dengan sibling rivalry ini sendiri? Tentu, jika kita ingin mengetahui sebuah reaksi kita harus melihat aksi sebelumnya. Ada beberapa kondisi yang memicu terjadinya sibling rivalry ini sendiri, diantaranya,
Pertama, anak merasa hubungan dia dan orangtuanya terancam dengan datangnya seorang anggota keluarga baru. Contohnya terjadi pada anak usia dini yang usianya kurang dari 5 tahun dan memiliki adik. Anak yang berusia kurang dari 5 tahun masih sangat membutuhkan perhatian yang penuh dari orangtua, dimana ketika ia memiliki adik dan ada dikondisi dia belum memahami keadaan yang seharusnya dan bagaimana seharusnya menjadi seorang kakak. Alih-alih menyayangi adiknya, ia akan memberikan respon ketidaksukaan terhadap saudaranya.
Kedua, Masing-masing anak yang memang bersaing untuk menunjukkan pribadi mereka yang sebenarnya, dalam hal ini mereka mencoba mempraktekkannya kepada saudara. Contohnya sendiri biasanya seorang kakak yang akan bertindak mengintimidasi adiknya karena dianggap lebih lemah dari dia. Atau adik yang akan mengadukan tindakan kakak yang mengusilinya kepada orangtua untuk menandakan bahwa ia lebih disayang oleh orangtua.
Ketiga, anak yang merasa kurang mendapatkan perhatian. Ketika perhatian orangtua terbagi, maka setiap salah satu dari saudara itu mendapatkan perhatian yang lebih maka akan memicu kecemburuan yang lainnya. Puncaknya maka akan terjadi pertengkaran yang terjadi antar mereka.
Keempat, faktor perkembangan kognitif dan sosial emosional anak. Ketika anak sedang berada pada proses pendewasaan, ia akan terdorong melakukan berbagai hal untuk mencari perhatian satu sama lain.
Selain empat hal ini, banyak juga hal dari faktor orangtua yang justru menjadi pemicu terjadinya sibling rivalry, seperti orangtua yang tidak memberikan perhatian secara bijak, orangtua yang merasa stress karena keadaan sehingga tidak mampu untuk membagi perhatian yang sama terhadap anak mereka, atau bahkan pemikiran orangtua tentang agresi serta pertengkaran yang terjadi pada anak adalah sebuah hal yang normal.