Oh iya, salah satu alasan mengapa saya lebih tertarik mengamati kondisi sosial masyarakat di neraka justru karena saya ingin melihat bagaimana nasib orang-orang yang membawa kayu gelondongan dari hutan Kalimantan, atau mereka yang membuang limbah-limbah sawit ke sungai-sungai.
Saya juga ingin menyaksikan, bagaimana nasib oknum aparat penegak hukum yang menjual harga dirinya hanya untuk mengejar kemewahan dan jabatan, atau oknum lainnya yang secara konsisten dan istiqomah melindungi bisnis  pengusaha hitam, dan secara diam-diam ikut nimbrung dalam bisnis tersebut.
Bagaimana nasib pengusaha yang menggunakan kekayaannya untuk membeli hukum demi melancarkan bisnis ilegalnya. Lalu dengan uangnya yang tak habis tujuh belas turunan, ia membantu pembangunan kantor-kantor megah, dan  perumahaan-perumahaan elite agar aparat-aparat penegak hukum semakin tunduk di bawah kakinya, dan patuh terhadap semua perkataannya.
Lalu bagaimana dengan oknum wakil rakyat yang kerjaannya hanya sibuk dengan study banding ke negeri, dan sibuk dengan jatah proyek yang ia terima dari hasil kongkalikong bersama oknum-oknum lainnya?
Wong sang kiai super alim yang tak sengaja mengambil kayu kecil dari pagar tetangga untuk mengatasi slilit di giginya saja terancam gagal masuk surga. Hanya karena sang kiai yang alim lupa minta izin kepada si pemilik rumah. Apalagi orang-orang yang merampok sumber daya alam, dan orang-orang yang hobinya mencuri uang rakyat. Belum lagi pemimpin yang zalim kepada rakyatnya, atau pemimpin yang hanya bisa umbar janji saat kampanye, sementara realisasinya, nol besar.
Kondisi sosial kemasyarakatan di neraka memang jauh lebih berdinamika dibandingkan kondisi di surga yang kelihatannya lempeng-lempeng saja. Kalau ada kesempatan, saya ingin sekali mengajak sang ustadz mengintip neraka, sekadar melihat-lihat atau ngabuburit disana. Saya yakin, sang ustadz justru lebih enjoy dan akan membuatnya awet muda. Apalagi menurut selentingan yang saya dengar, sang ustadz ternyata fans fanatik Maria Ozawa.
Bagaimana pak ustadz?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI