Mohon tunggu...
Puja Mandela
Puja Mandela Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis di apahabar.com

Pria biasa, lulusan pesantren kilat, penggemar singkong goreng, tempe goreng, bakso,fans garis miring The Beatles, Iwan Fals, Queen, musik rock 60s, 70s.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengintip Neraka

3 Juli 2016   06:40 Diperbarui: 3 Juli 2016   15:35 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (sumber: lampuislam. org)

Oh iya, salah satu alasan mengapa saya lebih tertarik mengamati kondisi sosial masyarakat di neraka justru karena saya ingin melihat bagaimana nasib orang-orang yang membawa kayu gelondongan dari hutan Kalimantan, atau mereka yang membuang limbah-limbah sawit ke sungai-sungai.

Saya juga ingin menyaksikan, bagaimana nasib oknum aparat penegak hukum yang menjual harga dirinya hanya untuk mengejar kemewahan dan jabatan, atau oknum lainnya yang secara konsisten dan istiqomah melindungi bisnis  pengusaha hitam, dan secara diam-diam ikut nimbrung dalam bisnis tersebut.

Bagaimana nasib pengusaha yang menggunakan kekayaannya untuk membeli hukum demi melancarkan bisnis ilegalnya. Lalu dengan uangnya yang tak habis tujuh belas turunan, ia membantu pembangunan kantor-kantor megah, dan  perumahaan-perumahaan elite agar aparat-aparat penegak hukum semakin tunduk di bawah kakinya, dan patuh terhadap semua perkataannya.

Lalu bagaimana dengan oknum wakil rakyat yang kerjaannya hanya sibuk dengan study banding ke negeri, dan sibuk dengan jatah proyek yang ia terima dari hasil kongkalikong bersama oknum-oknum lainnya?

Wong sang kiai super alim yang tak sengaja mengambil kayu kecil dari pagar tetangga untuk mengatasi slilit di giginya saja terancam gagal masuk surga. Hanya karena sang kiai yang alim lupa minta izin kepada si pemilik rumah. Apalagi orang-orang yang merampok sumber daya alam, dan orang-orang yang hobinya mencuri uang rakyat. Belum lagi pemimpin yang zalim kepada rakyatnya, atau pemimpin yang hanya bisa umbar janji saat kampanye, sementara realisasinya, nol besar.

Kondisi sosial kemasyarakatan di neraka memang jauh lebih berdinamika dibandingkan kondisi di surga yang kelihatannya lempeng-lempeng saja. Kalau ada kesempatan, saya ingin sekali mengajak sang ustadz mengintip neraka, sekadar melihat-lihat atau ngabuburit disana. Saya yakin, sang ustadz justru lebih enjoy dan akan membuatnya awet muda. Apalagi menurut selentingan yang saya dengar, sang ustadz ternyata fans fanatik Maria Ozawa.

Bagaimana pak ustadz?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun