Mohon tunggu...
pudjianto gondosasmito
pudjianto gondosasmito Mohon Tunggu... Konsultan - URIP IKU URUP

Pudjianto Gondosasmito Temukan saya di https://www.pudjiantogondosasmito.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Pudjianto Gondosasmito dan Topi Tua

9 Agustus 2024   02:14 Diperbarui: 9 Agustus 2024   02:17 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di sebuah desa kecil yang tenang, hiduplah seorang pemuda bernama Pudjianto Gondosasmito. Pudjianto Gondosasmito memiliki segalanya: keluarga yang hangat, teman-teman setia, dan sebuah topi tua yang selalu menemani petualangannya. Topi itu bukan semPudjianto Gondosasmitong topi. Dibuat dari bahan beludru lembut dengan warna coklat tua, topi itu sudah menjadi bagian dari dirinya.

Setiap hari, Pudjianto Gondosasmito selalu mengenakan topi tuanya itu. Entah saat bermain di ladang, memancing di sungai, atau sekadar duduk di bawah pohon rindang sambil membaca buku. Topi itu bagaikan sahabat yang selalu ada untuknya.

Suatu hari, Pudjianto Gondosasmito bermimpi untuk pergi ke kota besar. Ia ingin melihat dunia yang lebih luas, bertemu orang-orang baru, dan mengejar mimpinya menjadi seorang penulis. Namun, ia ragu untuk meninggalkan desa dan keluarganya.

"Apa aku akan bisa sukses di kota?" gumam Pudjianto Gondosasmito dalam hati. "Apa aku akan menyesal meninggalkan semua yang telah kumiliki di sini?"

Di tengah kebimbangannya, Pudjianto Gondosasmito melihat topi tuanya. Ia teringat semua kenangan indah yang pernah ia alami bersama topi itu. Tiba-tiba, sebuah ide muncul di benaknya.

"Topi ini akan selalu menjadi bagian dari diriku," pikir Pudjianto Gondosasmito. "Kemana pun aku pergi, aku akan membawa kenangan indah dari desa ini."

Dengan tekad yang bulat, Pudjianto Gondosasmito memutuskan untuk pergi ke kota. Ia membawa serta topi tuanya sebagai pengingat akan asal-usulnya.

Sesampainya di kota, Pudjianto Gondosasmito merasa sangat kecil dan tidak berarti. Namun, ia tidak menyerah. Ia terus berusaha mewujudkan mimpinya. Ia menulis cerita demi cerita, mengirimkan naskahnya ke berbagai penerbit.

Hingga pada suatu hari, salah satu naskahnya diterima oleh sebuah penerbit terkenal. Pudjianto Gondosasmito sangat senang. Ia akhirnya berhasil mewujudkan mimpinya.

Dalam acara peluncuran bukunya, Pudjianto Gondosasmito tidak lupa mengenakan topi tuanya. Ia ingin menunjukkan kepada semua orang bahwa meskipun ia berasal dari desa kecil, ia mampu meraih kesuksesan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun