Target dari sabun ini adalah merusak dan melarutkan struktur membran lipid yang menjadi selubung virus <1>. Itulah mengapa kita juga diminta sering mencuci tangan dengan sabun.
Menambah pengeluaran belanja. Sel target pada tubuh manusia sebagai pejamu, di mana virus corona sebagai agen penyakit bisa hidup dan bereplikasi adalah di jaringan organ saluran pernapasan.Â
Memang di luar tubuh manusia virus corona akan mati. Namun droplet maupun aerosol dari mereka yang terinfeksi corona bisa melekat di mana-mana termasuk pakaian PDL TNI.
Telah dilakukan studi oleh para peneliti di De Montfort University (DMU) di Leicester, Inggris, menggunakan tetesan model virus disebut HCoV-OC4, yang mempunyai struktur dan pola kelangsungan hidup sangat mirip dengan SARS-CoV-2.Â
Tetesan tersebut diberikan pada ketiga jenis kain dengan hasil pada poliester partikel infeksius masih ada di kain setelah tiga hari. Sementara itu, pada 100 persen kain katun dilaporkan virus bertahan selama 24 jam, sedangkan polycotton bertahan selama enam jam (kompas.com, 26/2/2021)<2>.
Jadi risiko sejak masuk ke ruang publik sampai kembali ke rumah, merupakan dasar mengapa pakaian harus dicuci dari droplet pembawa SARScoV-2 yang melekat.Â
Sabun mandi, shampo, desinfektan, hand sanitizer, masker dan sabun cuci menambah pengeluaran belanja. Pandemi selain mengubah gaya hidup sehat preventif, juga mengubah alokasi anggaran belanja keluarga.
Tidak lagi mengkanji PDL. Di lingkungan korps marinir terdapat kebiasaan setelah mencuci dilanjutkan dengan melapisi PDL dengan larutan bubur tepung kanji cair. PDL yang dikanji, setelah kering dan disetrika akan berkilap, tidak mudah kusut dan rapi. Kebiasaan Itu telah saya kenal dari tetangga saya yang saat itu anggota kesatuan KKO AL.Â
Repotnya musim hujan tentu memperlama proses pengeringan PDL yang tebal. Selama pandemi karena tuntutan segera dipakai, mungkin anggota marinir telah meninggalkan kebiasaannya mengkanji PDL. Jadi personel marinir mungkin cukup hanya merapikan PDLnya dengan menyeterika.
Memperluas area cuci tangan. Lalu bagaimana setelah lengan baju PDL TNI digulung, sementara status pandemi masih belum dicabut WHO ? Mereka yang sadar kesehatan preventif, bukan hanya para prajurit TNI, juga karyawan yang sudah WFO, saya rasa akan tetap berganti pakaian kerja setiap hari.Â
Saya juga tidak hanya mencuci tangan, tapi memperluas area mencuci dengan sabun sampai batas siku lengan, seperti dokter bedah yang akan melakukan tindakan operasi.