Kepada penggemarnya Didik Kempot bukan hanya memberitahu cara bangkit dari kegagalan. Dia memberi contoh dan menjadikan dirinya sebagai contoh karena dirinya sudah membuktikan menaklukkan tantangan.Â
Didi Kempot merangkak dari bawah, mensyukuri talentanya dan menjualnya mulai dari menjadi pengamen  jalanan di kawasan dekat Bundaran Slipi Jakarta sebelum menjadi penyanyi terkenal. Kerasnya perjuangan penyanyi dengan nama asli Didi Prasetyo, diabadikan sebagai tambahan dalam namanya, yaitu Kempot yang adalah akronim dari "Kelompok Penyanyi Trotoar" <3>.
Didi Kempot mengajar kepada kita semua bahwa "tidak penting berapa kali kita jatuh, tetapi bagaimana kita bangkit mengatasi kegagalan". Layaknya seorang motivator, Didi Kempot membangkitkan mereka yang gagal agar tidak berhenti dalam kesedihan, namun segera mentransformasi mental agar terus berjuang meraih kemenangan terhadap berbagai problem kehidupan, termasuk dalam urusan asmara.
Itulah sebabnya tercipta lagu sedih kegagalan cinta yang anehnya dibawakan dengan iringan musik yang riang. Â Dari sanalah muncul slogan "lara ati, mending dijogeti" (dari pada sakit hati, lebih baik menari). Jalani dengan riang dan ikhlas, karena hidup terus berjalan.
Namun tidak semua nasehat Didi Kempot diikuti oleh mereka yang patah hati. Tidak seperti mereka yang tegar meskipun hatinya "ambyar" dan membentuk komunitas sobat ambyar, sedang viral berita seorang perempuan NA memilih mengirim Sate Sianida untuk mantan kekasihnya yang salah sasaran dan berujung kematian anak kesayangan tukang Ojol di Yogyakarta.Â
Dalam waktu berdekatan, seorang perawat di Malang yang luka bakar berat akibat ulah pelaku yang hingga kini belum tertangkap, mungkin juga berlatar belakang dendam. Â Â
Sukses dan gemerlap panggung tidak membuat Didi Kempot menjadi silau sehingga membuatnya tidak mampu melihat problema sosial. Sebagai orang yang pernah hidup susah, maka ketika sebagian besar warga masyarakat hidupnya sulit karena terdampak bencana wabah Covid-19, Didi Kempot bersedia menggalang donasi bagi mereka.Â
Kompas TV pun mengajak Didi Kempot menyelenggarakan konser amal virtual pada tanggal 11 April 2020. Konser ini berhasil mengumpulkan dana 7,6 M rupiah sumbangan dari para penggemarnya yang memiliki identitas "sobat ambyar". Â
Komunitas penggemarnya merupakan modal sosial bagi Didi Kempot, yang dapat dibangkitkan spirit kesetiakawanan sosial dan gotong royongnya untuk menanggulangi wabah Covid-19. Lagu campursari dipergunakan amunisi yang ditembakkan dari panggung konser Didik Kempot untuk melawan Covid-19.Â
Dari panggung konsernya Didik Kempot menghimbau masyarakat agar menahan diri untuk tidak mudik demi keselamatan individu, keluarga, masyarakat dan kelanjutan hidup berbangsa. Sungguh suatu inisiatif yang tepat sasaran di tengah suasana ibadah puasa ramadan yang relevan dengan kondisi batin yang penuh nuansa menahan diri.
Campursari dan lagu daerah yang melintas etnis dan suku
Kekuatan lagu Didi Kempot terletak pada jenis musik yang digunakan sebagai pengiring lagu yang enak didengar. Bukan hanya dangdut, campursari juga dapat menggerakkan penyukanya untuk  bersenandung dan menggoyangkan tubuh dengan riang.Â