Tiga hari kemudian,  juru bicara Kemenlu Tiongkok melaporkan  bahwa sampai tanggal 23 Januari 2020 terdapat 800 orang yang terjangkit nCov. Saat itu penyebaran nCov di luar China telah menjangkau Jepang, Korsel, Singapura, Taiwan, Thailand, Vietnam dan AS<3>.
Apa yang menjadi dasar dr. Li Wenliang khawatir akan adanya ancaman wabah ?
Mengurai penyebab penyakit berorientasi komunitas
Ada yang dapat kita pelajari dari dr. Li Wenliang, yaitu bahwa dia tidak hanya sekedar bekerja sebagai dokter klinik. Dia melakukan pengamatan secara sistematis, dengan adanya kesamaan pola, yang meliputi riwayat mobilitas pasien sebelum sakit, riwayat kontak atau interaksi sosial, kondisi klinis dan hasil pemeriksaan penunjang  yang dialami sekelompok pasien dari berbagai wilayah serta peningkatan jumlah kunjungan ke fasilitas kesehatan dalam waktu yang relatif cepat. Termasuk dalam riwayat mobilitas yang digali adalah adanya kunjungan pasien ke pasar Seafood Huanan Wuhan.
Jadi mungkin dokter Li sudah mencoba mengurai fenomena tersebut dengan berorientasi kepada problem kesehatan masyarakat, bukan hanya terbatas kepada  kasus individu pasien. Li Wenliang tersirat telah meninggalkan pesan kepada teman sejawatnya untuk melakukan manajemen penyakit menular berbasis lingkungan belajar dari wabah SARS.Â
Penulis membayangkan bagaimana ingatan dr. Li tertuju kepada wabah SARS yang pernah melanda negerinya. Dikenal sebagai radang saluran pernapasan sangat akut, SARS merupakan penyakit radang paru-paru misterius, yang kemudian diketahui disebabkan oleh virus corona yang kemudian diberi nama SARScov.
Kasus SARS pertama kali dilaporkan di Provinsi Guangdong, Tiongkok yang lalu berjangkit di sejumlah negara. Pada tahun 2003, tingkat kematian SARS di seluruh dunia tercatat 9,63% dengan korban meninggal terbanyak di Tiongkok dan Hongkong (cnnindonesia.com 13/3/2020)<4>.Â
Tak seorang pun tenaga kesehatan, yang tidak kuatir terulangnya bencana kesehatan ini. Apakah penyakit misterius di awal tahun 2020 ini re-emerging atau emerging, persoalan ini menjadi perhatian para pengambil kebijakan kesehatan di Wuhan, termasuk dr. Li Wenliang selaku pelaksana pelayanan kesehatan di rumah sakit. Penyakit infeksi emerging adalah penyakit yang muncul dan menyerang suatu populasi untuk pertama kali.
Menurut teori segitiga John Gordon dan La Richt (1950), penyakit tidak tergantung kepada suatu sebab yang berdiri sendiri, melainkan sebagai akibat dari serangkaian  proses ketidakseimbangan yang dipengaruhi faktor pejamu, agen penyebab penyakit dan lingkungan (Irwan, 2017 :47)<5>.Â
Faktor pejamu atau individu yang terinfeksi bukan hanya pekerja di pasar seafood Huanan saja, penduduk yang belum pernah ke pasar Huanan juga mulai terjangkiti penyakit misterius yang awalnya berupa flu like syndrome.Â
Fakta inilah yang memperkuat dugaan adanya transmisi antar manusia, yang mendasari  dr. Li yang mengingatkan para dokter lainnya agar bekerja mengenakan APD.
Faktor lingkungan. Pasar Seafood Huanan telah lama dianggap sebagai penyebab transmisi zoonosis. Oleh karena alasan itu sejak 1 Januari 2020 pasar Huanan Wuhan ditutup  karena wabah baru diidentifikasi muncul dari tempat ini. Kondisi pasar yang sempit dan tidak sehat, dengan banyak spesies berjejalan di pasar basah, diyakini memicu mutasi virus yang cepat sebelum akhirnya menginfeksi manusia.