Mohon tunggu...
Pudji Widodo
Pudji Widodo Mohon Tunggu... Lainnya - Pemerhati Kesehatan Militer. Pensiunan.

Ada bila berarti

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Menang Melawan Covid Mengendalikan Penyakit Gula Sulit

30 Januari 2025   03:32 Diperbarui: 30 Januari 2025   03:32 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kadar gula darah (dari: Shutterstock/GrAl via kompas.com)

Maka tidak mengagetkan bila International Diabetes Federation (IDF) menyatakan Indonesia menduduki peringkat kelima negara dengan jumlah diabetes terbanyak dengan 19,5 juta penderita di tahun 2021 dan diprediksi akan menjadi 28,6 juta pada 2045.

Dalam laporan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023  Kemenkes RI disebutkan terjadi peningkatan prevalensi penyakit DM pada penduduk umur di atas 15 tahun. Prevalensi diabetes Indonesia pada tahun 2013 tercatat masih 6,9%, pada tahun 2018 menjadi  10,9% dan pada 2023 meningkat menjadi 11,7%.

Oleh karena itu diajukan upaya penanganan pandemi Covid-19 sebagai refleksi untuk membangkitkan motivasi masyarakat  menaati batas aman konsumsi gula. Pertimbangan aspek pembiayaan kesehatan dan situasi penyakit infeksi diajukan pada tulisan berikutnya.

Membangun kekebalan populasi  di tengah ancaman penyakit diabetes

Masih segar dalam ingatan kita ketika pandemi Covid-19 menyebabkan semua sektor kehidupan tersandera penerapan protokol kesehatan. Meskipun kita berhasil konsolidasi bangkit dari bencana non-alam pandemi Covid-19, tetapi harga yang harus dibayar sangat mahal.

Sebagian APBN harus dialihkan untuk mengatasi pandemi Covid-19. Yang tidak ternilai sampai Maret 2023 tercatat 161.005 orang meninggal dunia akibat Covid-19, termasuk 2.172 orang tenaga kesehatan.

Pandemi Covid-19 selain menimbulkan krisis kesehatan juga menyebabkan krisis ekonomi. Pelaksanaan vaksinasi memberikan harapan pemulihan ekonomi di tengah pandemi.

Tidak bisa disangkal bahwa keberhasilan pemulihan ekonomi nasional adalah dampak positif dari terbangunnya kekebalan populasi (herd immunity) sebagai upaya kesehatan preventif.  

Di bawah tekanan ekonomi, ketangguhan masyarakat diuji untuk taat kepada kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) guna mencegah transmisi virus Corona.  Vaksinasi periodik untuk membentuk kekebalan populasi serta penapisan dengan rapid test dan tes PCR, merupakan syarat mobilitas lintas daerah dan antar negara.

Semua bentuk pembatasan yang ditujukan untuk mengatasi kecepatan dan risiko penularan serta tingginya angka kematian, memaksa masyarakat mentaati protokol kesehatan dan menerima vaksinasi Covid -19.

Aspek perjalanan penyakit Covid-19 juga dapat menjadi komparasi untuk membangun kesadaran pencegahan penyakit DM. Covid-19 bersifat akut mematikan dibanding perjalanan penyakit DM yang kronis lebih lama untuk sampai tahap merusak fungsi organ sasaran sebagai komplikasi.

Risiko kematian oleh COVID-19 meningkat pada pasien dengan penyakit penyerta. Angka kematian penderita DM pada pengidap Covid-19 adalah 6,3%, menempati peringkat kedua di bawah angka kematian penderita penyakit jantung-pembuluh darah dan lebih tinggi dari angka kematian akibat penyakit pernafasan kronis serta hipertensi.

Tingkat kesakitan dan tingkat kematian Covid-19 pada pasien DM secara signifikan lebih tinggi daripada pasien non-DM. Menarik untuk disimak bahwa DM sebagai penyakit katastropik dapat berlanjut menjadi penyakit katastropik yang lain sesuai target organ yang terpengaruh, di antaranya stroke; penyakit jantung dan gagal ginjal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun