Psikosomatik adalah berbagai gangguan mental emosional yang bermanifestasi sebagai gejala fisik yang tidak bisa dijelaskan proses terjadinya gangguan. Munculnya keluhan fisik pada psikosomatik tanpa alasan medis yang jelas, melainkan dipengaruhi oleh pikiran dan emosi.
Gangguan ini dalam International Classification of Diseases (ICD-10) masuk pada klasifikasi gangguan somatoform, gangguan disosiatif/konversi, neurasthenia, serta faktor psikologis dan perilaku yang berhubungan dengan penyakit fisik.
Klinik dan Tempat Perawatan Sementara (TPS) lemdik kedinasan merupakan lini terdepan layanan kesehatan jiwa. Poliklinik Psikosomatis RSCMÂ memperkirakan 30% dari keluhan fisik yang ditangani dokter di ruang praktek terkait dengan masalah psikologis.
Diagnosis psikosomatik dipastikan setelah dilakukan evaluasi yang cermat sesuai standar pelayanan medis, ternyata semua keluhan fisik pasien tidak bisa dijelaskan proses terjadinya gangguan. Gangguan psikosomatik juga bisa ditandai dengan memburuknya penyakit yang sebelumnya sudah ada.
Proses terjadinya gangguan psikosomatik secara pasti belum diketahui, tetapi diperkirakan sebagai akibat hiperaktifitas impuls syaraf yang dikirim otak ke bagian tubuh lainnya. (www.news-medical.net, 15/12/2022)
Proses emosi terdapat di otak dan disalurkan melalui susunan saraf otonom atau vegetatif. Sistem saraf otonom berfungsi mengontrol aktivitas tubuh yang terjadi tanpa kita sadari, seperti tekanan darah, detak jantung, hingga suhu tubuh.
Sistem saraf otonom mendukung aktivitas organ dalam, otot polos, dan kelenjar. Maka manifestasi gangguan spesifik yang disebabkan oleh gangguan psikis di antaranya melibatkan jantung-pembuluh darah, pernapasan, pencernaan, endokrin dan saluran urogenital.
Di bawah ini diberikan beberapa contoh gangguan spesifik yang disebabkan gangguan psikis pada sistem pembuluh darah, pernapasan, pencernaan dan integumen.
a. Sinkop vasomotor
Seorang prajurit siswa selalu pingsan menjelang berangkat mengikuti pelajaran renang. Rasa takut berlebihan menghambat impuls lawan atau menghindar dan menyebabkan melebarnya pembuluh darah tungkai serta gangguan aliran darah pada anggota gerak bawah. Hal tersebut mengakibatkan penurunan pasokan darah yang membawa oksigen ke otak dan kehilangan kesadaran.
b. Asma
Faktor genetik, alergi, infeksi dan stres semuanya berperan menimbulkan gangguan atau penyakit. Rangsangan emosi bersama alergi menyebabkan penyempitan saluran pernapasan dan sesak.
c. Gastritis
Stres dan kecemasan yang disebabkan berbagai konflik menyebabkan hiperasiditas lambung yang mengiritasi selaput lendir dinding lambung.