Mohon tunggu...
Putri Khalestia
Putri Khalestia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa di Universitas Terbuka | Dewasa muda yang punya hobi menulis.

Menebar kebaikan dengan tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Hadapi Stres dengan Amor Fati: Sebuah Seni Mencintai Takdir

5 September 2023   11:00 Diperbarui: 5 September 2023   11:05 398
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: Madalina Matache

“Formula untuk keagungan (greatness) manusia adalah ‘amor fati’, yaitu tidak ingin apa pun menjadi berbeda, tidak ke depan, tidak ke belakang, tidak di sepanjang keabadian. Tidak hanya sekadar menanggung yang memang harus dijalani …, tetapi mencintainya.” -Friedrich Nietzsche

Pernah gak sih, kamu merasa sangat lelah dan capek dengan kehidupan yang sedang kamu jalani saat ini? Terkadang, terbesit pikiran seperti “aduhh, rasanya mau nyerah aja deh”. Atau kamu selalu merasa khawatir dengan masa depan yang penuh dengan ketidakpastian. Selalu bertanya-tanya “akankah besok saya … ?” atau “bagaimana kalau nanti aku gagal?”

Hal-hal seperti ini tidak jarang bikin kita sakit kepala. Penyebab stres yang sebenarnya diakibatkan oleh kita sendiri yang belum bijak menyikapi suasana dan keadaan.

Layaknya sebuah roda, kehidupan yang kita jalani ini memang sangat dinamis. Terkadang posisi kita di bawah atau juga di atas. Hari ini merasa senang, besok hari sedih lagi. Itulah kenyataan hidup. Akan tetapi, dengan ketidakpastian tersebut, tentunya kita harus mampu bertahan sambil menikmati setiap prosesnya tanpa peduli entah itu berupa kebahagiaan atau kesedihan.

Lantas, bagaimana kalau kita sendiri tidak tahu caranya untuk bertahan? Akankah kita mampu menghadapi dan menjalani dinamika kehidupan yang ada?

Untuk itu, melalui artikel ini kita akan mengenal lebih dekat dengan ‘Amor fati’, sebuah seni mencintai takdir. Apa aja sih yang perlu dipahami dari ‘Amor fati’ ini?

‘Amor fati’, seni mencintai takdir?

‘Amor fati’ berasal dari bahasa Latin yang apabila diterjemahkan menjadi “Love of fate” atau mencintai takdir. Prinsip ini mengajarkan kita agar bisa berdamai dengan segala permasalahan-permasalahan yang timbul dalam hidup kita. ‘Amor fati’ memandang bahwa kehidupan ini merupakan sinkronisitas, artinya adanya suatu perjumpaan secara kebetulan, tetapi tampak terencana secara kosmis. Sederhananya, hidup ini merupakan sebuah keteraturan dan keterkaitan segala hal. Semua hal yang terjadi di hidup kita sampai saat ini sudah terjadi menuruti rantai peristiwa dan hukum alam.

Bagaimana pengaplikasiannya dalam kehidupan sehari-hari?

Setelah mengetahui apa itu ‘Amor fati’, kamu juga perlu tahu bagaimana contoh penerapan ‘Amor fati’ dalam kehidupan sehari-hari dan apa manfaatnya. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, ‘Amor fati’ melihat bahwa apapun yang sedang terjadi di masa kini memang haruslah terjadi. Pilihannya hanya dua yaitu memilih melawan dan menyangkali yang terjadi atau belajar menerima bahkan mencintai takdir tersebut.

Saat terjadi peristiwa yang tidak diinginkan, sering kali kita menyangkalinya. Hal inilah yang menyebabkan rasa kesedihan yang mendalam bahkan juga berujung depresi. Berbeda saat kita mencoba menerapkan ‘Amor fati’. Dengan menerapkan hal tersebut, kita mencoba menerima dan menginterpretasikan kejadian tersebut secara positif.

Dalam contoh kecopetan misalnya, kita bisa menginterpretasi bahwa ini ujian terhadap kesabaran. Atau, ini alasan untuk beli dompet/HP baru. Atau, ini kesempatan belajar mengurus kehilangan barang berharga.

Lantas, bagaimana caranya agar bisa menerapkan ‘Amor fati’? Yuk, disimak tips berikut ini

  1. Stop

Dalam tahap ini kamu harus menghentikan terlebih dahulu arus pikiran dan emosi negatif yang mulai timbul. Contoh emosi negatif seperti “Ah sial! Gue kecopetan, gak mau lagi gue kayak gini!”. Nah, alangkah baiknya kita berusaha mengurangi atau menghentikan terlebih dahulu pikiran seperti ini.

  1. Think & Assess

Think and assess adalah kondisi di mana kita mulai memisahkan fakta dan interpretasi. Contohnya dalam peristiwa kecopetan itu tadi, ini adalah fakta bahwa kamu mengalami kecopetan. Itu saja. Jika sudah menganggap kecopetan adalah sebuah bencana, ini sudah masuk ke dalam sebuah interpretasi. Kemudian direnungkan, kira-kira seperti ini:

“Saya kecopetan, sudah tidak perlu dipikirkan terus menerus. Apa yang sudah terjadi, terjadilah. Barangkali dikembalikan dengan yang lebih baik.”

“Apa pelajaran yang saya dapat dari peristiwa ini?”

  1. Respond

Perlahan, dialog-dialog seperti ini ternyata berdampak pada ketenangan dan penerimaan takdir itu tanpa mengutuk diri sendiri. Dengan catatan pada tahapan stop, think & assess dapat kamu terapkan dengan baik tanpa emosi yang meledak-ledak maka respon yang diterima pun akan baik juga.

Atau contoh kasus dari teman saya, saat itu ia sedang mendaftar program magang dan di waktu yang bersamaan ibunya sedang sakit. Akhirnya di samping ia yang harus bolak-balik mengantarkan ibunya check-up, ia juga sibuk melamar pekerjaan untuk magang. Akan tetapi, hasilnya tidak seperti yang diharapkan. Disamping adanya rasa kesedihan dan kekecewaan tersebut ia berpikir “Ohh, mungkin aku belum berhasil karena Allah ingin memudahkanku untuk membantu ibu terlebih dahulu, setelah itu baru aku diizinkan mengikuti magang sama Allah”.

Inilah yang dinamakan ‘Amor fati’. Dalam ‘Amor fati’ semua hal terjadi di hidup kita bernilai netral, tidak baik dan juga tidak buruk. Tergantung bagaimana kita memaknainya. Mencoba merenungkan apa yang sedang terjadi kemudian menginterpretasikannya secara positif, tidak menyalahkan orang lain dan tidak juga melibatkan emosi negatif yang ada. Bisa dibilang ini juga merupakan bagian dari overthinking tetapi dalam koridor yang benar.  

Walaupun dipikir-pikir secara rasional tidak logis, paling tidak kita jadi lebih menerima dengan ikhlas apa yang terjadi.  

Dengan begitu, kita tetap bisa hidup tenang di tengah-tengah hiruk-pikuk kehidupan yang semakin masif menggerogoti hari-hari kita. Menerapkan ‘Amor fati’ dalam kehidupan sehari-hari merupakan salah satu bentuk menyayangi diri sendiri dan cara untuk menjaga kewarasan. Mental pun dapat terbentuk menjadi lebih tangguh.

Walaupun terlihat mudah, akan tetapi tidak semua orang bisa menerapkan ‘Amor fati’ ini. Tentunya, untuk bisa menerima hal-hal yang tidak menyenangkan kita membutuhkan waktu agar bisa berlapang dada atas apa yang telah terjadi. 

Hal yang ingin ditekankan dari ‘Amor fati’ ini adalah tentang cara pandang bahwa apapun yang terjadi memang seperti memiliki keterikatan dan keteraturan dengan alam semesta. Yang sudah terjadi, maka terjadilah. Tinggal bagaimana cara kita meresponnya. Sejatinya, akan ada banyak pembelajaran berharga dari setiap peristiwa dan ‘Amor fati’ ingin menyadarkan kita akan hal tersebut.

Sumber Referensi:

1. Adams, Sony. 2019. Berdamai dengan Takdir. Yogyakarta: Psikologi Corner

2. Manampiring, Henry. 2018. Filosofi Teras. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun