Mohon tunggu...
Putri Khalestia
Putri Khalestia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa di Universitas Terbuka | Dewasa muda yang punya hobi menulis.

Menebar kebaikan dengan tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Hadapi Stres dengan Amor Fati: Sebuah Seni Mencintai Takdir

5 September 2023   11:00 Diperbarui: 5 September 2023   11:05 398
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: Madalina Matache

Setelah mengetahui apa itu ‘Amor fati’, kamu juga perlu tahu bagaimana contoh penerapan ‘Amor fati’ dalam kehidupan sehari-hari dan apa manfaatnya. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, ‘Amor fati’ melihat bahwa apapun yang sedang terjadi di masa kini memang haruslah terjadi. Pilihannya hanya dua yaitu memilih melawan dan menyangkali yang terjadi atau belajar menerima bahkan mencintai takdir tersebut.

Saat terjadi peristiwa yang tidak diinginkan, sering kali kita menyangkalinya. Hal inilah yang menyebabkan rasa kesedihan yang mendalam bahkan juga berujung depresi. Berbeda saat kita mencoba menerapkan ‘Amor fati’. Dengan menerapkan hal tersebut, kita mencoba menerima dan menginterpretasikan kejadian tersebut secara positif.

Dalam contoh kecopetan misalnya, kita bisa menginterpretasi bahwa ini ujian terhadap kesabaran. Atau, ini alasan untuk beli dompet/HP baru. Atau, ini kesempatan belajar mengurus kehilangan barang berharga.

Lantas, bagaimana caranya agar bisa menerapkan ‘Amor fati’? Yuk, disimak tips berikut ini

  1. Stop

Dalam tahap ini kamu harus menghentikan terlebih dahulu arus pikiran dan emosi negatif yang mulai timbul. Contoh emosi negatif seperti “Ah sial! Gue kecopetan, gak mau lagi gue kayak gini!”. Nah, alangkah baiknya kita berusaha mengurangi atau menghentikan terlebih dahulu pikiran seperti ini.

  1. Think & Assess

Think and assess adalah kondisi di mana kita mulai memisahkan fakta dan interpretasi. Contohnya dalam peristiwa kecopetan itu tadi, ini adalah fakta bahwa kamu mengalami kecopetan. Itu saja. Jika sudah menganggap kecopetan adalah sebuah bencana, ini sudah masuk ke dalam sebuah interpretasi. Kemudian direnungkan, kira-kira seperti ini:

“Saya kecopetan, sudah tidak perlu dipikirkan terus menerus. Apa yang sudah terjadi, terjadilah. Barangkali dikembalikan dengan yang lebih baik.”

“Apa pelajaran yang saya dapat dari peristiwa ini?”

  1. Respond

Perlahan, dialog-dialog seperti ini ternyata berdampak pada ketenangan dan penerimaan takdir itu tanpa mengutuk diri sendiri. Dengan catatan pada tahapan stop, think & assess dapat kamu terapkan dengan baik tanpa emosi yang meledak-ledak maka respon yang diterima pun akan baik juga.

Atau contoh kasus dari teman saya, saat itu ia sedang mendaftar program magang dan di waktu yang bersamaan ibunya sedang sakit. Akhirnya di samping ia yang harus bolak-balik mengantarkan ibunya check-up, ia juga sibuk melamar pekerjaan untuk magang. Akan tetapi, hasilnya tidak seperti yang diharapkan. Disamping adanya rasa kesedihan dan kekecewaan tersebut ia berpikir “Ohh, mungkin aku belum berhasil karena Allah ingin memudahkanku untuk membantu ibu terlebih dahulu, setelah itu baru aku diizinkan mengikuti magang sama Allah”.

Inilah yang dinamakan ‘Amor fati’. Dalam ‘Amor fati’ semua hal terjadi di hidup kita bernilai netral, tidak baik dan juga tidak buruk. Tergantung bagaimana kita memaknainya. Mencoba merenungkan apa yang sedang terjadi kemudian menginterpretasikannya secara positif, tidak menyalahkan orang lain dan tidak juga melibatkan emosi negatif yang ada. Bisa dibilang ini juga merupakan bagian dari overthinking tetapi dalam koridor yang benar.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun