Mohon tunggu...
Rilo PambudiS
Rilo PambudiS Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Mahasiswa Ilmu Hukum Universitas Maritim Raja Ali Haji, Kepulauan Riau. Pengelana yang haus kesuksesan.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Dari Pengalaman Menuju Stabilitas Keuangan

3 Agustus 2019   17:38 Diperbarui: 3 Agustus 2019   17:41 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi belajar dari pengalaman menuju stabilitas keuangan. Sumber: Dok. Pribadi

Sesuai dengan peribahasa lama yang berbunyi: Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian. Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian. Setelah menikmati akhir bulan yang memprihatinkan selama beberapa waktu, membuat saya introspeksi diri. Pikiran saya mulai terbuka untuk senantiasa berada pada kondisi keuangan yang stabil. Mudahnya keuangan yang stabil dimaknai sebagai ketersediaan uang yang ditentukan peruntukannya secara efektif, serta tetap aman dari serangan berbagai risiko yang timbul, baik yang sudah diprediksikan ataupun yang tiba-tiba datang.

Sebagai pelajar perantau yang belum mempunyai pendapatan tetap, risiko yang muncul tiba-tiba tentu lebih merepotkan. Apalagi kalau tidak punya cadangan atau tabungan. Untuk mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan itu, beberapa strategi alternatif saya lakukan. Semua dalam rangka tetap survive di perantauan.

Dana Darurat

Menjaga stabilitas keuangan memang tak semudah mengucapkannya. Berbagai guncangan datang silih berganti, terutama akibat risiko tak terduga. Misalnya sakit atau iuran kelas yang sifatnya mendadak. Meskipun paling sering karena uang dipinjam teman dan lama tak dikembalikan. Selain itu, inflasi akibat biaya produksi naik sebagai dampak kenaikan harga BBM juga sering menghantui. Semua itu tentunya berdampak pada pertambahan jumlah pengeluaran.

Untuk mengatasinya, saya berusaha memutar otak agar mendapatkan dana-dana sampingan. Cara paling instan adalah mengikuti pelatihan berbayar. Peribahasa mengatakan sekali mendayung dua pulau terlampaui. Bisa diartikan sekali pelatihan dua keuntungan didapatkan. Pertama, pengetahuan, kemampuan, dan relasi kita di-upgrade. Kedua, mendapat income sebagai bonus kegiatan. Dengan prinsip itu, tidak terhitung berapa banyak pelatihan yang saya ikuti.

Strategi lainnya adalah memanfaatkan kemampuan akademik. Ada yang bilang pengetahuan adalah investasi terbesar dalam hidup. Menyadari akan hal itu, saya mengajar les untuk pelajar SMP dan SMA. Investasi yang terbilang sukses karena memiliki banyak peminat pada masanya. Untuk pendapatan jangan ditanya, kata orang ilmu itu mahal harganya.

Anak Singkong dan Menabung

Setelah lulus dari 'Putih Abu-Abu', saya menjadi mahasiswa dan tetap meneruskan tradisi mengelana di 'tanah orang'. Sebagai mahasiswa tentunya pengeluaran juga meningkat dibandingkan saat berlabel siswa. Untuk buku bacaan, biaya semester, kos, makan, transportasi, belum lagi berbagai tugas tambahan dan penelitian, serta keperluan lainnya.

Pada masa kuliah, saya juga dihadapkan pada tantangan di mana semua orang berlomba untuk menjadi entrepreneur muda. Sehingga upaya dalam menjaga keuangan tetap stabil sekaligus menjawab tantangan tersebut.

Kuliah di PTN termuda se-Indonesia ternyata membawa berkah tersendiri. Terbatasnya penyedia jasa print dan fotokopi di tengah banyaknya mahasiswa ibarat mendapat durian runtuh. Seketika saya membayangkan kisah sukses salah satu orang terkaya di Indonesia, Chairul Tanjung yang bermula dari usaha fotokopi di kampusnya. Kisah itu yang coba saya terapkan, meskipun tidak muluk-muluk harus menjadi orang terkaya layaknya tokoh berjuluk 'anak singkong' tersebut.

Berjalan setahun, hasilnya telah mencukupi banyak keperluan termasuk biaya semester. Meski demikian, keuntungan usaha lebih banyak disisihkan untuk tabungan. Alasan utamanya sederhana, dari tabungan itu saya ingin melanjutkan kuliah ke jenjang S2. Syukur-syukur bisa memperbesar usaha yang tengah dijalankan saat ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun