KABUT ASAP
Karya : PsikologNeta
Â
Kabut asap,
kau datang tak terduga
Tak terlihat, namun menyesakkan dada
Mata memerah dan pedih memandangmu
Hidung tersumbat dan batuk-batuk karenamu
Â
Kabut asap,
kau membuat burung besi berhenti terbang
Mobil dan motor berjalan hati-hati
Orang utan kehilangan tempat bernaung
Anak sekolah tidak bisa masuk kembali
Â
Sesungguhnya kamilah penyebab sedih tak terperi
Membakar hutan tanpa henti
Kehadiranmu mengingatkan kami akan udara bersih asri
Menghargai setiap tarikan nafas yang Tuhan beri
Â
Ditulis oleh : Reneta Kristiani, M.Psi, Psikolog | September 2015
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H