Mohon tunggu...
Nadia Indah
Nadia Indah Mohon Tunggu... Psikolog - Psikolog Klinis

Nadia Indah Permatasari, M.Psi., Psikolog (Praktik Mandiri "Praktik Psikolog Nadia")

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Menimbun Emosi Negatif

3 Januari 2023   11:00 Diperbarui: 4 Januari 2023   03:09 1272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar oleh StockSnap dari Pixabay

Menimbun Emosi Negatif
(By: Nadia Indah.P, M.Psi.,Psikolog)

Dalam kehidupan sehari-hari, ada banyak hal yang kita alami. Dari banyak hal tersebut, akan banyak pula emosi yang muncul di dalam diri kita terkait hal yang kita alami tadi. Tidak hanya emosi-emosi yang positif, kita juga akan merasakan emosi-emosi negatif. Saat ada seseorang atau hal tertentu yang membuat kita tidak nyaman, masalah yang tidak selesai, marah, kecewa, sedih dan lain sebagainya. Semua itu adalah contoh emosi negatif yang wajar kita rasakan dalam keseharian.

Lalu apa yang sebaiknya kita lakukan saat mengalami emosi tersebut?

Mungkin ada diantara kita yang lebih memilih untuk menolak kehadiran emosi negatif tersebut, mengabaikannya, tidak mengungkapkan/mengekspresikannya dan akhirnya memendam emosi negatif tersebut.

Saat kita berpikir bahwa emosi negatif tersebut akan hilang seiring dengan berlalunya waktu, sebenarnya itu adalah pemikiran yang keliru.

Ahli Psikologi yang mencetuskan teori psikoanalisis, Sigmun Freud, pernah mengatakan bahwa emosi yang tidak terekspresikan tidak akan pernah mati, namun akan terkubur dan hidup di dalam diri kita, yang nantinya akan terekspresikan dengan cara yang lebih buruk. Ini jelas menggambarkan bahwa emosi negatif yang terpendam juga tidak akan hilang begitu saja di dalam diri kita dan suatu saat akan keluar diluar kendali, dengan cara yang tidak baik.

Saat kita mengabaikan dan tidak memproses dengan layak emosi negatif yang hadir di dalam diri, maka emosi tersebut akan terus terpendam dan menumpuk di dalam diri. Tanpa disadari kita sudah menimbun banyak emosi negatif di dalam diri kita. Saat timbunan emosi negatif tadi sudah terlalu penuh, maka akan muncul dampak negatif pula pada kesehatan mental kita dan juga prilaku kita. 

Bila dianalogikan, maka diibaratkan diri kita adalah sebuah lemari, yang terus menerus dimasuki sampah dan tidak pernah dibersihkan. Suatu saat lemari tersebut akan penuh, sesak dan tidak lagi mampu menampung sampah yang ada. Kemudian yang terjadi bisa saja lemari itu akan jebol pintunya dan sampah-sampah di dalamnya akan bertaburan keluar tanpa terkendali. Seperti itulah ibaratnya diri kita bila terus menerus menumpuk emosi negatif di dalam diri.

Dampak yang bisa terjadi adalah timbulnya ketidak nyamanan psikologis. Mood sering naik turun, merasa sedih, galau, marah, merasa tidak bahagia, tertekan yang tidak selalu jelas apa penyebabnya.

Selain itu tanpa sadar kita menjadi bersikap negatif seperti sinis, jutek, julid atau kasar terhadap orang lain. Kita juga bisa menjadi marah tak terkendali, bahkan sampai menyakiti orang lain. Kita akan mudah ke-triger emosi negatifnya karena hal-hal yang sepele.

Secara fisik juga dapat muncul keluhan-keluhan mulai dari yang ringan sampai yang berat. Sering pusing, asam lambung naik, merasa lelah atau mudah lelah, serta keluhan-keluhan fisik lainnya.

Melihat dampak negatif yang cukup banyak, penting bagi kita untuk menghindari menumpuk emosi negatif di dalam diri. Bagaimana caranya?

Berikut adalah beberapa cara yang bisa dicoba untuk menghindari penumpukan emosi negatif di dalam diri kita.

Salah satu cara tebaik untuk menghindari penumpukan emosi negatif di dalam diri adalah dengan bersikap asertif dalam keseharian kita.

Sikap asertif sendiri diartikan sebagai sikap dimana seseorang mampu mengekspresikan emosi/perasaan, pikiran ataupun opininya dengan cara-cara yang positif dan tetap menghargai orang lain. Saat kita kurang nyaman dengan sikap, prilaku, perkataan seseorang, kita dapat mencoba menyampaikan ketidak nyamanan tersebut dengan cara-cara yang positif.

Cara lainnya adalah dengan menata mindset kita dalam merespon apa yang terjadi di sekitar kita. Kita perlu menyadari bahwa tidak semua hal akan bisa kita kendalikan sesuai keinginan kita. Kuncinya adalah bukan mengubah lingkungan/orang lain, tapi lebih kepada menata respon kita yang sesuai dan nyaman untuk kita dalam menghadapi lingkungan.

Misalkan, saat kita tidak nyaman dengan komentar negatif seseorang dan kita sudah bersikap asertif, namun orang tersebut tetap melakukannya. 

Disini kita menyadari bahwa fokus kita bukan mengubah apa yang dikatakan orang tersebut, tapi fokus kita adalah  mengubah respon kita terhadap perkataannya. Kita bisa menyampaikan bahwa kita tidak nyaman dan kita tidak akan merespon orang tersebut jika ia berkomentar negatif lagi kedepannya.

Selanjutnya kita bisa mengabaikan saja saat orang tersebut berkomentar negatif tentang suatu hal. Tidak perlu mendengarkan atau merespon komentar negatif tersebut.

Cara lain yang cukup ampuh adalah dengan rajin melakukan katarsis. Katarsis adalah istilah dalam psikologi yang sama artinya dengan curhat.

Dengan katarsis atau curhat, kita juga akan bisa melepaskan emosi negatif yang ada di dalam diri. Pastikan kamu memilih wadah yang tepat untuk curhat agar privasimu tetap terjaga.

Curhatlah kepada orang yang bisa kamu percaya akan menjaga ceritamu dengan baik. Pilihan lain adalah kamu juga bisa pergi ke Psikolog untuk curhat, ini adalah pilihan yang dijamin pasti aman terjaga mengenai kerahasiaan dan privasimu.

Menulis diary, buku, membuat musik/lagu, puisi, gambar, dll juga dapat menjadi media untuk mengekspresikan emosimu. Pastikan kamu tetap menjaga privasimu dengan aman saat memilih cara-cara tersebut untuk mengekspresikan emosimu.

***

Referensi bacaan:

https://hellosehat.com/mental/stres/bahaya-memendam-emosi/

https://www.webmd.com/mental-health/what-to-know-repressed-emotions

https://www.psych.rochester.edu/research/jamiesonlab/wp-content/uploads/2014/01/peters.pdf

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun