5. Elektroda : Biasanya terbuat dari logam seperti emas atau perak.
Material Perovskit
Material yang paling umum digunakan dalam sel surya perovskit adalah metilamonium timbal iodida (MAPbI3). Material ini memiliki sifat optik dan elektronik yang sangat baik, termasuk penyerapan cahaya yang luas dan mobilitas muatan yang tinggi[1][4]. Beberapa penelitian juga sedang dilakukan untuk mengganti timbal dengan material lain yang lebih ramah lingkungan, seperti timbal bebas (lead-free) menggunakan senyawa berbasis Sn.
Efisiensi Sel Surya Perovskit
Efisiensi konversi daya (Power Conversion Efficiency, PCE) dari sel surya perovskit telah mengalami peningkatan signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2021, efisiensi mendekati 25% telah dicapai melalui berbagai inovasi dalam desain dan material. Beberapa faktor yang mempengaruhi efisiensi ini meliputi:
- Ketebalan Lapisan : Ketebalan lapisan perovskit dapat mempengaruhi jumlah cahaya yang diserap dan mobilitas muatan.
- Â Kualitas Kristal : Ukuran dan kualitas kristal perovskit sangat menentukan efisiensi sel surya. Kristal yang lebih besar dengan morfologi homogen cenderung memberikan hasil yang lebih baik.
- Â Rekayasa Antarmuka : Mengoptimalkan antarmuka antara lapisan-lapisan dalam sel dapat meningkatkan efisiensi dengan mengurangi rekombinasi muatan.
Tantangan dalam Pengembangan Sel Surya Perovskit
Meskipun memiliki potensi besar, sel surya perovskit masih menghadapi beberapa tantangan:
1. Stabilitas : Material perovskit seringkali tidak stabil di bawah kondisi lingkungan yang ekstrem seperti kelembapan tinggi dan suhu tinggi. Degradasi material ini dapat mengurangi umur pakai sel surya secara signifikan.Â