Mohon tunggu...
Pronika Saragih
Pronika Saragih Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hello, saya Pronika seorang mahasiswa yang belajar menulis mengenai hal yang berkaitan dengan kimia. Semoga senang dengan tulisan saya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Apa Itu Sel Surya Perovskite ? dan Pemanfaatan nya menggunakan energi matahari

6 Oktober 2024   10:22 Diperbarui: 6 Oktober 2024   10:45 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Sel surya perovskit telah menjadi sorotan dalam penelitian energi terbarukan karena efisiensinya yang tinggi dan biaya produksi yang relatif rendah. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara mendalam tentang sel surya perovskit, termasuk prinsip kerja, struktur, efisiensi, tantangan, dan potensi masa depannya.

Apa Itu Sel Surya Perovskit?

Sel surya perovskit adalah jenis sel fotovoltaik yang menggunakan material perovskit sebagai bahan aktif untuk mengubah cahaya matahari menjadi energi listrik. Nama "perovskit" berasal dari mineral dengan struktur kristal tertentu yang pertama kali ditemukan oleh Lev A. Perovskite. Struktur umum perovskit dapat dinyatakan dengan formula kimia, di mana A dan B adalah kation, dan X adalah anion halida.

Prinsip Kerja Sel Surya Perovskit

Prinsip kerja sel surya perovskit mirip dengan sel surya tradisional lainnya. Prosesnya dimulai ketika cahaya matahari mengenai lapisan perovskit, yang menyerap foton dan menghasilkan pasangan eksiton (elektron dan hole). Setelah itu, elektron bergerak menuju elektroda negatif, sedangkan hole bergerak menuju elektroda positif. Proses ini menciptakan aliran arus listrik yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi.

Struktur Sel Surya Perovskit

Struktur sel surya perovskit umumnya terdiri dari beberapa lapisan:

1. Substrat : Biasanya terbuat dari kaca atau bahan transparan lainnya.

2. Lapisan Transport Elektron (ETL) : Mengarahkan elektron ke elektroda negatif.

3. Lapisan Perovskit : Lapisan aktif yang menyerap cahaya matahari.

4. Lapisan Transport Hole (HTL) : Mengarahkan hole ke elektroda positif.

5. Elektroda : Biasanya terbuat dari logam seperti emas atau perak.

Material Perovskit

Material yang paling umum digunakan dalam sel surya perovskit adalah metilamonium timbal iodida (MAPbI3). Material ini memiliki sifat optik dan elektronik yang sangat baik, termasuk penyerapan cahaya yang luas dan mobilitas muatan yang tinggi[1][4]. Beberapa penelitian juga sedang dilakukan untuk mengganti timbal dengan material lain yang lebih ramah lingkungan, seperti timbal bebas (lead-free) menggunakan senyawa berbasis Sn.

Efisiensi Sel Surya Perovskit

Efisiensi konversi daya (Power Conversion Efficiency, PCE) dari sel surya perovskit telah mengalami peningkatan signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2021, efisiensi mendekati 25% telah dicapai melalui berbagai inovasi dalam desain dan material. Beberapa faktor yang mempengaruhi efisiensi ini meliputi:

- Ketebalan Lapisan : Ketebalan lapisan perovskit dapat mempengaruhi jumlah cahaya yang diserap dan mobilitas muatan.

-  Kualitas Kristal : Ukuran dan kualitas kristal perovskit sangat menentukan efisiensi sel surya. Kristal yang lebih besar dengan morfologi homogen cenderung memberikan hasil yang lebih baik.

-  Rekayasa Antarmuka : Mengoptimalkan antarmuka antara lapisan-lapisan dalam sel dapat meningkatkan efisiensi dengan mengurangi rekombinasi muatan.

Tantangan dalam Pengembangan Sel Surya Perovskit

Meskipun memiliki potensi besar, sel surya perovskit masih menghadapi beberapa tantangan:

1. Stabilitas : Material perovskit seringkali tidak stabil di bawah kondisi lingkungan yang ekstrem seperti kelembapan tinggi dan suhu tinggi. Degradasi material ini dapat mengurangi umur pakai sel surya secara signifikan. 

2. Penggunaan Timbal : Penggunaan timbal dalam material perovskit menimbulkan kekhawatiran lingkungan. Penelitian sedang dilakukan untuk menemukan alternatif non-timbal tanpa mengorbankan efisiensi.

3. Skalabilitas Produksi : Meskipun proses pembuatan sel surya perovskit relatif sederhana dan murah, masih ada tantangan dalam memproduksi modul berskala besar secara konsisten dengan kualitas tinggi.

Potensi Masa Depan Sel Surya Perovskit

Sel surya perovskit memiliki potensi besar untuk menjadi salah satu solusi utama dalam transisi menuju energi terbarukan. Dengan terus melakukan riset dan pengembangan, tantangan-tantangan tersebut dapat diatasi. Beberapa arah penelitian masa depan meliputi:

-  Rekayasa Material : Mengembangkan material baru yang lebih stabil dan ramah lingkungan.

-  Inovasi Desain : Menciptakan desain baru untuk meningkatkan efisiensi dan stabilitas.

-  Integrasi dengan Teknologi Lain : Menggabungkan sel surya perovskit dengan teknologi penyimpanan energi atau sistem fotovoltaik lainnya untuk meningkatkan efektivitas penggunaan energi.

Kesimpulan

Sel surya perovskit menawarkan solusi inovatif dalam pemanfaatan energi matahari dengan efisiensi tinggi dan biaya rendah. Meskipun masih ada tantangan yang harus diatasi, kemajuan dalam teknologi ini menunjukkan bahwa ia memiliki potensi untuk berkontribusi secara signifikan terhadap kebutuhan energi global di masa depan. Penelitian berkelanjutan akan sangat penting untuk mengoptimalkan kinerja dan stabilitas sel ini agar dapat diterima secara luas di pasar energi terbarukan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun