Karena ketiga interpretasi semuanya valid kita merangkum ketiganya konflik = sikap + perilaku + kontradiksi. Tetapi definisi kita condong mendukung orientasi C kami mendefinisikan aspek C sebagai konflik akar dan A dan B sebagai metakonflik setelah C.
Definisi umum ini memungkinkan kita untuk berbicara tentang orientasi A, B dan C dalam teori dan praktik konflik tentang fase A, B dan c dalam dinamika konflik seperti yang juga dilakukan di atas dan tentang pendekatan A, B dan C di mana solusi menjadi tujuannya seperti yang akan dilakukan di bawah setiap orientasi A, B atau C satu- susu akan sangat mendistorsi penelitian konflik, teori dan prakrek. Sehingga harys A, B dan C.
Behaviorisme berfokus pada aspek luar manusia, membangun orang-orang seperti gerombolan hewan, kawanan ikan, mobil dalam studi lalu lintas: mengejutkan dalam kekerasan, perjuangan kekuasaan titik penelitian mengidentifikasikan sebab dan kondisi, efek dan konsekuensi, seperti musim, iklim, setiap korelasi eksternal dengan perilaku kekerasan tetapi bukan realitas batin manusia seperti bangunan ah historis teroris yang dipicu oleh Kementerian buta saja, tanpa dasar.
Kita makan mungkin cocok ke dalam orientasi  A, keluhan tidak, menjadi lebih berorientasi C lebih realitional. 7 adalah psikologis dan dapat mengundang kontrol jiwa selain kontrol kekerasan jika kontrol jiwa dan kontrol kekerasan tidak berhasil, suatu negara dapat diserang. Jika diri dibiarkan tidak merugi masalah a dan b ada pada orang lain, sebagai aktor, bukan dalam diri titik fokusnya adalah autistik tidak timbal balik pihak tidak ada fokus C pada hubungan diri orang lain.
Tetapi semua reduksionalisme adalah bermasalah orientasi a mengabaikan kontradiksi yang tidak tercermin dalam dunia kehidupan pihak, pada tingkat tinggi kesadaran titik tidak ada ruang untuk freon, Jung dan Marx. Dan orientasi C murni tidak memanusiakan konflik menjadi kontradiksi abstrak, tanpa mempertimbangkan sikap dan perilaku titik sehingga kami menambahkan reduksionisme dan kesalahan liberal klasik dan marxis pada reduksi seisme realitas di atas.
Bagaimana ia menjadi seperti itu mudah dilihat jika diri ingin menguasai dunia, beberapa orang mungkin tidak tunduk titik akan ada masalah keamanan ketika niat baik dari berbenturan dengan kemampuan jahat orang lain. Fokus A untuk orang lain mungkin memberi orang lain suara yang lebih baik dibiarkan tidak terdengar titik fokus B untuk diri dan fokus C untuk hubungan mungkin menimbulkan keraguan serius pada diri sehingga orientasi A untuk diri orientasi B untuk orang lain dan C tidak untuk keduanya hasil autisme ini adalah studi keamanan dan praktek media saat ini studi perdamaian dan Konflik Harus berfokus pada A, B dan C secara  simetris
4. DUA WACANA UNTUK MENGATASI KEKERASAN KEAMANAN DAN PERDAMAIAN.
Paragraf sebelumnya dapat digunakan untuk menganalisis jenis keamanan dan perdamaian yang mengalir dari cara konflik dan konstitualisasi keamanan arus utama menerapkan A dan B pada orang lain dengan mengorbankan C wacana perdamaian berfokus pada C kadang-kadang dengan pengorbanan a dan b.
Pendekatan Keamanan Didasarkan Pada 4 Komponen
- Pihak yang jahat dengan kemampuan yang kuat dan niat jaha
- Â bahaya kekerasan yang jelas dan hadir nyata atau potensial
- Â kekuatan untuk mencegah untuk mengalahkan pihak yang jahat pada giliran yang menghasilkan
- keamanan yang merupakan pendekatan terbaik pada perdamaian pendekatan ini bekerja ketika pihak-pihak yang jahat atau yang kuat atau yang aktif dilemahkan melalui pencegahan atau kekalahan dan atau diubah menjadi baik atau pasif.
Pendekatan perdamaian juga didasarkan pada empat komponen yang pertama
- konflik yang belum diselesaikan atau dirubah
- bahaya kekerasan untuk menyelesaikan konflik sekali dan selamanya
- Â mengubah konflik empati kreatif tanpa kekerasan menghasilkan
- Â perdamaian yang merupakan pendekatan terbaik pada keamanan pendekatan ini bekerja melalui hasil yang diterima dan berkelanjutan.
Pendekatan keamanan mengandaikan kekuatan yang unggul dari jenis apapun suntuk dan klausewitch menyehatkan ketidaksetaraan superioritas pendekatan damai mengadakan hasil konflik diterima semua pihak dan berkelanjutan menyiratkan kekerasan partisipasi juga dalam proses.
