Mohon tunggu...
Helmi Mubarok
Helmi Mubarok Mohon Tunggu... Guru - Guru

Manusia seharusnya tidak lepas dari perannya sebagai manusia

Selanjutnya

Tutup

Politik

Yahudi dari Masa ke Masa

1 September 2024   15:54 Diperbarui: 1 September 2024   15:59 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            Pada tahun 2020, PBB juga memperkirakan bahwa 131.000 dari 233.000 kematian selama perang yang sedang berlangsung di Yaman disebabkan oleh "penyebab tidak langsung seperti kekurangan makanan"

Kejahatan pangan di Palestina [6]

Sejak pendudukan Israel dimulai pada tahun 1948, sistem pangan Palestina telah diserang. Selain pembatasan penandaan dan mobilitas, penghancuran tanaman juga merupakan metode peperangan yang sering digunakan dan banyak dikritik oleh pemerintah Israel.

Kebun zaitun, yang merupakan pusat penghidupan dan budaya warga Palestina, telah dihancurkan oleh pasukan Israel, baik pada saat konflik maupun dalam kondisi yang relatif damai. Di beberapa bagian Gaza seperti Khan Younis, para petani memerlukan izin untuk masuk dan merawat tanah mereka.

Impor dan ekspor juga dikontrol secara ketat oleh rezim Israel, melalui pemberlakuan daftar barang terlarang atau dibatasi, termasuk buah-buahan kering, ketumbar, selai, dan coklat. Kebutuhan pertanian seperti pupuk sulit didapat karena dianggap berpotensi sebagai bahan pembuatan bom.

Konflik yang terjadi saat ini melanjutkan pola yang sama: selama musim panen pada bulan Oktober dan November 2023, banyak petani Palestina tidak dapat merawat lahan pertanian dan ternak mereka. Pengeboman yang terus-menerus membuat keluarga petani terpaksa mengungsi, memutus jalur keuangan dan sumber makanan utama mereka.

Banyak penentang dan protes atas Tindakan tidak manusiawi ini karena adanya dampak buruk malnutrisi terhadap kesehatan dan perkembangan anak. Anak-anak di bawah usia lima tahun, dan anak-anak yang belum lahir, merupakan kelompok yang paling berisiko, dan guncangan nutrisi akibat kelaparan yang terjadi di Gaza dapat menghambat perkembangan fisik dan kognitif mereka secara permanen. Berat badan lahir rendah yang kemungkinan disebabkan oleh malnutrisi pada ibu juga akan meningkatkan risiko kematian atau kecacatan bayi. Persediaan air yang tercemar, rusaknya sistem pembuangan limbah padat, dan sanitasi yang buruk meningkatkan risiko diare pada anak, sehingga semakin meningkatkan risiko kekurangan gizi kronis .

Implikasi dari kelaparan yang dipersenjatai tidak hanya sekedar penderitaan langsung dan malnutrisi jangka panjang. Jika tidak terjadi kematian dan kehancuran akibat bom dan peluru dalam waktu dekat, penggunaan kelaparan sebagai senjata perang akan tertanam dalam masyarakat yang terkena dampak, sehingga menimbulkan trauma seumur hidup dan melemahkan prospek perdamaian dan rekonsiliasi, mungkin selama beberapa generasi.

Korban 2023-2024

Laporan Palestinian Central Bureau of Statistics (PCBS), sejak pecah konflik bersenjata pada 7 Oktober 2023, jumlah korban tewas warga Palestina mencapai lebih dari 36.000 ribu jiwa dan 86 ribu lainnya luka-luka. Sebanyak 36.171 korban jiwa berada di Jalur Gaza dan 519 korban jiwa di Tepi Barat. Jumlah anak yang menjadi korban mencapai 15.162 dan puluhan ribu lainnya terpisah-pisah dari keluarga mereka. Jumlah perempuan tewas dalam serangan Israel mencapai 10.018 sementara 7.000 lainnya hilang. Pemberitaan media massa mencatat, dalam 100 hari pertama konflik, lebih dari 1.000 anak Palestina di Gaza terbunuh.[7] 

 

Berdasarkan laporan Aljazeera, sampai hari ke-149 konflik tersebut, sedikitnya 3.954 warga Palestina meninggal dunia akibat serangan Israel. Rinciannya, sebanyak 30.534 merupakan warga Jalur Gaza, termasuk di antaranya 12,300 anak-anak dan 8 ribu orang yang hilang. Kemudian warga Tepi Barat sebanyak 420 jiwa termasuk di antaranya 110 anak-anak.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun