Mohon tunggu...
Helmi Mubarok
Helmi Mubarok Mohon Tunggu... Guru - Guru

Manusia seharusnya tidak lepas dari perannya sebagai manusia

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Rezeki yang Perlu Kita Pahami (Perspektif Al-Qur'an)

10 September 2022   20:02 Diperbarui: 10 September 2022   20:03 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Mufid Majnun on Unsplash

6. Rezeki karena Bersyukur

Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". (Surat Ibrahim Ayat 7)

Manusia pada umumnya terbagi menjadi dua macam, yaitu : Syakur dan Kafur. Syakur berarti manusia yang pandai bersyukur, sedangkan kafur adalah manusia yang tidak pandai bersyukur atau ingkar nikmat. 

Golongan pertama akan senantiasa diberikan nikmat yang lebih banyak oleh Allah SWT, karena pada hakikatnya nikmat yang disyukuri akan membuahkan dan mendatangkan nikmat-nikmat yang lain. Dan golongan kedua akan diberikan azab, baik azab ketika masih di dunia berupa "merasa fakir sekalipun mempunyai segudang harta", sehingga tak jarang dari mereka menghalalkan segala macam cara untuk selalu menambah pundi-pundi hartanya. Sehingga perbuatan mereka pun akan menghantarkan kepada azab yang pedih saat di akhirat kelak.

7. Rezeki karena Sedekah 

Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan meperlipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezeki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan. (Surat Al-Baqarah Ayat 245)

Sedekah dan infak pada hakikatnya tidak mengurangi harta yang manusia miliki, memang terlihat berkurang, akan tetapi Allah akan memberikan ganti di dunia dan pahala di akhirat bagi orang yang benar-benar tulus ikhlas. Kita mungkin pernah mendengar ungkapan "the power of Giving" bahwa memberi berarti menerima. 

Dengan memberikan sebagian perbendaharaan yang kita miliki, maka pada hakikatnya kita akan menerima kebahagiaan dan keberkahan harta yang masih kita miliki. Dan memberi yang terbaik adalah yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi, sehingga benar-benar tulus dan ikhlas, akan tetapi teknologi dan media sosial yang mudah diakses menjadi tantangan terbesar di era modern, dimana orang berlomba-lomba mengekspos perbendaharaan yang mereka berikan kepada orang lain supaya dicap sebagai orang yang dermawan, dan hal atau motif tersebut dapat menggerus keikhlasan dan ketulusan dalam bersedekah.

8. Rezeki karena Usaha

Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya. (Surat An-Najm Ayat 39)

Allah memberikan daya kepada manusia untuk berikhtiar dan berusaha dalam mencari rezeki dengan bekerja. Oleh karena itu, kita harus yakin bahwa hasil tak akan pernah mengkhianati usaha. Cepat atau lambat, usaha yang dilakukan manusia  akan membuahkan hasil. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun