Mohon tunggu...
Helmi Mubarok
Helmi Mubarok Mohon Tunggu... Guru - Guru

Manusia seharusnya tidak lepas dari perannya sebagai manusia

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Rezeki yang Perlu Kita Pahami (Perspektif Al-Qur'an)

10 September 2022   20:02 Diperbarui: 10 September 2022   20:03 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Mufid Majnun on Unsplash

Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. Kamilah yang akan memberi rezeki kepada mereka dan juga kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar. (Surat Al-Isra' Ayat 31)

Dalam ayat ini, secara implisit dan eksplisit Allah mau memberitahu manusia bahwa urusan rezeki merupakan tanggungjawab Allah sebagai Sang Khaliq. Oleh karena itu, sangat berdosa dan sangat terlarang siapapun yang membunuh anaknya dengan alasan takut miskin, seperti yang dilakukan oleh beberapa suku dari kaum Arab Jahiliyah. 

Mereka dianggap sebagai orang-orang bodoh (jahiliyah). Alasan takut miskin saja sudah berdosa, apalagi alasan-alasan yang lain sebagaimana yang banyak kita saksikan di Indonesia, seperti aborsi (abortus) atau menggugurkan kandungan yang sudah bernyawa dan pembuangan bayi yang telah lahir di berbagai tempat, tak lain alasan mereka (pendosa tersebut) adalah karena rasa "malu". (na'udzubillah min zalik)

4. Rezeki karena Istighfar

Maka aku katakan kepada mereka: 'Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, -sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun-, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai. (Surat Nuh Ayat 10-12)

Dengan ayat ini, Imam Hasan Al-Basri pernah menjawab pertanyaan 3 orang yang mengadukan masalah mereka masing-masing yang berbeda, yaitu masalah orang pertama yang belum dikaruniai anak, masalah orang kedua yang sakit menahun yang belum kunjung sembuh, dan masalah orang ketiga yang miskin yang belum kunjung kaya. Solusi yang diberikan oleh Imam Hasan Al-Basri adalah dengan memperbanyak istighfar dengan dasar ayat di atas.

5. Rezeki karena Menikah

Dan kawinkanlah orang-orang yang sedirian diantara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui. (Surat An-Nur Ayat 32)

Dalam ayat tersebut, Allah SWT mau memberitahu siapa saja yang hendak menikah untuk tidak khawatir dengan rezekinya, karena Allah akan mencukupinya dan memberinya kekayaan, baik kekayaan jiwa ataupun kekayaan harta. Tetapi kita masih sering disibukkan dengan acara resepsi yang harus "WAH", padahal nikah itu yang penting "SAH" bukan "WAH". 

Diawal ayat, Allah juga menyampaikan firman-Nya dengan kata "kawinkanlah atau nikahkanlah" yang secara implisit memerintahkan manusia untuk membantu orang yang masih bujang untuk bisa segera menikah, supaya mereka bisa hidup tenang dan terhindar dari zina serta perbuatan haram lainnya. 

Dahulu Umar bin Abdul Aziz semasa menjabat sebagai khalifah selalu memfasilitasi dan menanggung semua biaya pernikahan bagi orang yang mau menikah yang diambil dari harta kas negara atau baitul mal. Alangkah baiknya jika negara kita juga memberikan porsi APBN-nya untuk membantu masyarakat yang mau menikah tapi belum mempunyai dana yang memadai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun