Mohon tunggu...
Probo Pribadi Sm
Probo Pribadi Sm Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis

Unika St Thomas | Universitas Simalungun | Author, Writer, PERADI Advocate and Lecturer | For surely there is a future, and your hope will not be cut.

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Dinamika Aktif dan Partisipasi Permata GBKP

10 September 2024   15:36 Diperbarui: 6 November 2024   08:54 797
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Dalam kehidupan gereja, pemuda memegang peran yang sangat penting sebagai generasi penerus yang akan melanjutkan pelayanan di masa depan. GBKP (Gereja Batak Karo Protestan), para pemuda terlibat melalui organisasi Permata, yang menjadi tempat bagi mereka untuk tumbuh dalam iman dan kebersamaan. Namun, dalam perjalanan mereka, keaktifan dan partisipasi pemuda sering kali menghadapi berbagai tantangan. Di sinilah peran Permata GBKP menjadi sangat penting, untuk memastikan semangat pelayanan dan keterlibatan pemuda terus hidup dan berkembang di tengah berbagai dinamika yang ada. Secara keseluruhan, peran pengurus Permata dalam menjaga keaktifan dan partisipasi pemuda di GBKP adalah sebuah proses yang tidak sederhana.

GBKP adalah salah satu gereja yang memiliki banyak pemuda. Namun, seperti halnya banyak gereja lainnya, mempertahankan keaktifan dan keterlibatan pemuda adalah tantangan tersendiri. Gaya hidup yang berubah, kemajuan teknologi, dan tekanan kehidupan sehari-hari sering kali memengaruhi semangat serta partisipasi mereka. Dalam situasi ini, Permata memiliki peran penting, tidak hanya sebagai penyelenggara kegiatan, mereka dituntut untuk lebih peka dalam mendekati Permata GBKP lainnya, agar semangat berjemaat tetap tumbuh di tengah berbagai tantangan. Keaktifan pemuda dalam kegiatan gereja tidak hanya memengaruhi kehidupan pemuda secara keseluruhan, tetapi juga berdampak besar pada perkembangan iman mereka secara pribadi. Saat pemuda terlibat aktif dalam kebaktian, persekutuan, atau pelayanan sosial, mereka biasanya merasa lebih dekat dengan komunitas gereja dan semakin termotivasi untuk bertumbuh dalam iman. Sebaliknya, ketika partisipasi mereka berkurang, semangat berjemaat pun ikut menurun, dan hubungan antara pemuda dan gereja bisa menjadi renggang. Keaktifan ini menjadi sangat penting, karena melalui keterlibatan itulah pemuda merasa memiliki dan terhubung dengan gereja, serta semakin kuat dalam perjalanan iman mereka.

Keaktifan pemuda juga sangat dipengaruhi oleh peran keluarga dan masyarakat sekitar. Dukungan dari orang tua dan jemaat dewasa sering kali menjadi dorongan kuat yang membuat pemuda lebih semangat untuk terlibat dalam kegiatan gereja. Ketika keluarga dan jemaat dewasa memberikan perhatian serta dukungan nyata, pemuda merasa dihargai dan semakin terdorong untuk aktif. Inilah mengapa kerja sama yang baik antara pengurus Permata, keluarga, dan jemaat sangat penting. Sinergi ini menciptakan lingkungan yang mendukung, di mana pemuda dapat tumbuh dan berkembang, baik dalam hal spiritual maupun sosial.

Artikel ini bertujuan untuk memahami lebih dalam bagaimana Permata GBKP mengelola dinamika keaktifan dan partisipasi pemuda di GBKP. Dengan menggali faktor-faktor yang memengaruhi keterlibatan pemuda serta strategi yang digunakan oleh pengurus, diharapkan hasil penelitian dalam artikel ini dapat memberikan dampak positif dalam meningkatkan partisipasi pemuda di gereja. Pada akhirnya, artikel ini diharapkan dapat memberikan wawasan baru tentang bagaimana kepemimpinan yang efektif dapat membantu mengelola organisasi pemuda gereja dengan lebih baik. Temuan ini tidak hanya bermanfaat bagi GBKP, tetapi juga bagi gereja-gereja lain yang menghadapi tantangan serupa dalam menggerakkan pemuda agar lebih aktif dan terlibat.

Permata GBKP

Permata GBKP, sebagai salah satu persekutuan kategorial di Gereja Batak Karo Protestan (GBKP), merupakan wadah khusus yang ditujukan untuk melayani dan memberdayakan pemuda gereja. Permata lahir pada tanggal 12 September 1948, berdasarkan keputusan Sidang Sinode GBKP IV di Sibolangit. Sejak saat itu, Permata GBKP menjadi satu-satunya organisasi resmi yang mengoordinasikan kegiatan pemuda di GBKP, sesuai dengan Tata Gereja Pasal 53 ayat 1 dan 2 (2005-2015). Dengan sejarah yang panjang, Permata GBKP tidak hanya berfokus pada pelayanan rohani, tetapi juga menjadi ruang di mana para pemuda dapat mengembangkan potensi diri, mempererat ikatan persaudaraan, serta turut berperan aktif dalam kehidupan jemaat. Melalui kegiatan-kegiatan sosial, keagamaan, dan pendidikan, Permata GBKP terus mendukung pertumbuhan iman dan keterlibatan pemuda di gereja.

Permata GBKP memiliki organisasi yang tersusun rapi, dengan aturan jelas yang diatur dalam Pokok-Pokok Peraturan dan Rumah Tangga (P3RT). Struktur ini memberikan panduan bagi setiap tingkat organisasi untuk menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. Dalam pelayanannya, Permata GBKP menyediakan Bahan Penelaahan Alkitab (PA) yang terbit secara berkala, dengan materi yang seragam di seluruh wilayah. Bahan ini disiapkan oleh Pengurus Permata GBKP Pusat, memastikan pemuda di seluruh Indonesia memiliki kesempatan yang sama untuk bertumbuh dalam iman.

Seiring berjalannya waktu, Permata GBKP telah berkembang, tidak hanya di tingkat nasional tetapi juga internasional, menjalin hubungan dengan komunitas di luar negeri. Meskipun memiliki jaringan yang luas, Permata GBKP tetap mempertahankan kemandirian dan tidak terpengaruh oleh kekuatan politik maupun kekuasaan. Mereka bebas dalam membuat keputusan dan menjalankan program sesuai dengan visi pelayanan yang mereka anut, memastikan fokus utama tetap pada pembinaan dan pemberdayaan pemuda di gereja. Persadaan Man Anak Gerejanta (PERMATA GBKP) merupakan persekutuan kategorial yang didedikasikan bagi pemuda GBKP. Kehadiran Permata GBKP di tengah gereja menjadi bukti kasih setia Allah dalam menjaga kesinambungan gereja-Nya di dunia. Sebagai bagian dari jemaat masa kini dan masa depan, pemuda-pemuda di dalam PERMATA dipanggil untuk mempersiapkan diri, memahami, serta merespons panggilan Tuhan dalam bersaksi, bersekutu, dan melayani. Dengan demikian, mereka diharapkan dapat mewujudkan kehendak Allah di tengah gereja, keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara.

Dalam menjalankan misinya, Permata GBKP terbagi menjadi empat bidang pelayanan, yaitu:

1.Bidang Pembinaan, yang meliputi kegiatan seperti Penelahaan Alkitab (PA), Kebaktian Minggu Pemuda (KMP), retreat atau Bible Camp, Pekan Kebaktian Pemuda (PKP), Kebaktian Kebangunan Iman, Kelompok Tumbuh Bersama (KTB), serta pelatihan untuk MC dan song leader;

2.Bidang Konsolidasi, dengan program-program seperti Latihan Kader Kepemimpinan Kristen (LK3), kunjungan pelayanan, penjemaatan P3RT dan kelengkapan organisasi, musyawarah atau sidang, serta pendidikan untuk meningkatkan sumber daya manusia. Bidang ini juga mencakup pengadaan database pusat informasi;

3.Bidang Partisipasi, yang berfokus pada pembentukan jaringan kerja antar lembaga, hubungan gereja-gereja dan antar agama (ekumenis dan pluralisme), serta aksi-aksi peduli lingkungan dan sosial. Di bidang ini juga diadakan pekan olahraga, pentas seni budaya, dan perayaan-perayaan hari besar gerejawi, serta kegiatan lainnya; dan

4.Bidang Keuangan, bertanggung jawab atas pengelolaan dana yang berasal dari subsidi rutin, iuran anggota, kolekte ibadah, donatur, serta berbagai usaha seperti bazar dan aksi makanan. Bidang ini juga mengawasi cash flow keuangan, melakukan verifikasi keuangan, serta menyusun anggaran dan pengawasan dana.

Keempat bidang ini saling bekerja sama untuk memastikan bahwa Permata GBKP tidak hanya menjadi wadah pengembangan rohani, tetapi juga sosial, ekonomi, dan budaya bagi pemuda GBKP.

Dinamika Aktif dan Partisipasi Permata GBKP

Keaktifan Permata GBKP dalam gereja merujuk pada seberapa sering dan konsisten mereka ikut serta dalam berbagai kegiatan yang diadakan, baik yang bersifat formal seperti ibadah dan pertemuan rutin, maupun kegiatan yang lebih santai seperti pelayanan sosial dan acara kemasyarakatan. Keaktifan ini mencerminkan keterlibatan mereka secara langsung dalam komunitas gereja. Sementara itu, partisipasi tidak hanya soal hadir secara fisik, tetapi juga tentang kontribusi nyata yang diberikan. Hal ini bisa berupa ide-ide yang disampaikan, keterlibatan dalam proses pengambilan keputusan, hingga mengambil peran dalam menjalankan program atau acara gereja.

Partisipasi yang bermakna adalah ketika pemuda tidak hanya sekadar menjadi peserta, tetapi turut aktif dalam berbagai aspek, termasuk memimpin dan mengelola kegiatan sehingga mereka merasa memiliki tanggung jawab atas kesuksesan program-program tersebut. Dinamika keaktifan dan partisipasi pemuda Permata GBKP dapat dipahami lebih baik melalui teori motivasi, yang membantu kita melihat apa yang membuat seseorang tergerak untuk terlibat dalam kegiatan tertentu. Motivasi menjelaskan mengapa pemuda mau berpartisipasi dan bagaimana mereka bisa bertahan atau bahkan meningkatkan keterlibatan mereka dalam gereja.

1.Teori Hierarki Kebutuhan menurut Maslow

Dinamika aktif dan partisipasi Permata GBKP, dapat dilihat dari beberapa teori, antara lain:

Maslow menjelaskan bahwa manusia harus memenuhi kebutuhannya yang paling rendah terlebih dahulu sebelum naik ke tingkat yang lebih tinggi, sampai ia bisa mengaktualisasikan dirinya. Teori ini menyatakan bahwa kebutuhan manusia dibagi menjadi lima tingkatan: fisiologis, keamanan, sosial, penghargaan, dan aktualisasi diri. Dinamika keaktifan dan partisipasi Permata GBKP bisa dikaitkan dengan pemenuhan kebutuhan pada berbagai tingkat, antara lain:

a)Kebutuhan sosial adalah alasan utama mengapa banyak Permata GBKP terlibat dalam kegiatan gereja. Mereka ingin merasa diterima dan menjadi bagian dari komunitas. Saat gereja menyediakan kegiatan yang memungkinkan mereka berinteraksi dan membangun persahabatan dengan teman-teman sebaya, mereka akan merasa lebih nyaman dan termotivasi untuk terus terlibat. Rasa memiliki ini membantu mereka melihat gereja sebagai tempat yang bukan hanya untuk beribadah, tetapi juga untuk membentuk hubungan sosial yang bermakna;

b)Penghargaan juga memainkan peran penting. Ketika Permata GBKP merasa bahwa usaha mereka diakui dan diapresiasi, baik itu melalui pujian, ucapan terima kasih, atau diberi tanggung jawab lebih besar, mereka cenderung lebih semangat untuk berkontribusi. Penghargaan, bahkan yang sederhana, seperti ucapan terima kasih dari pengurus atau jemaat lain, dapat memberikan dorongan yang besar bagi pemuda untuk merasa bahwa mereka berharga dan penting dalam komunitas gereja; dan

c)Aktualisasi diri adalah motivasi yang lebih mendalam. Bagi banyak Permata GBKP, gereja adalah tempat di mana mereka dapat tumbuh dan mengembangkan potensi mereka. Terlibat dalam kegiatan kepemimpinan, pelayanan, atau proyek sosial memberi mereka ruang untuk mengekspresikan kemampuan dan bakat mereka. Melalui peran-peran ini, mereka tidak hanya membantu gereja, tetapi juga merasa bahwa mereka berkembang sebagai individu, mencapai tujuan pribadi dan spiritual yang lebih tinggi.

2.Teori Harapan (Expectancy Theory) menurut Victor Vroom

Teori ini menyatakan bahwa motivasi seseorang tergantung pada tiga faktor: expectancy, instrumentality dan Valence. Dalam dinamika keaktifan dan partisipasi pemuda dapat dijelaskan, antara lain:

a)Expectancy (harapan) memainkan peran penting dalam mendorong mereka untuk terlibat lebih aktif. Permata GBKP akan lebih termotivasi jika mereka yakin bahwa usaha yang mereka lakukan, seperti berpartisipasi dalam kegiatan atau membantu mengorganisir acara, akan menghasilkan hal-hal yang bermakna bagi mereka. Entah itu dalam bentuk pembelajaran baru, membangun pertemanan, atau mendapatkan pengalaman yang berharga, harapan bahwa keterlibatan mereka akan memberikan hasil positif membuat mereka lebih semangat untuk berkontribusi;

b)Instrumentality (perantara) berarti pemuda perlu merasa bahwa apa yang mereka lakukan diakui dan dihargai. Mereka akan lebih termotivasi jika tahu bahwa hasil dari partisipasi mereka akan mendapatkan apresiasi, seperti kesempatan memimpin kegiatan lain, pujian dari teman-teman atau pengurus gereja, atau sekadar perasaan bangga atas pencapaian mereka. Jika mereka melihat bahwa setiap usaha yang dilakukan membawa mereka lebih dekat ke pengakuan dan apresiasi, keterlibatan mereka akan semakin meningkat; dan

c)Valence (hasil) mengacu pada nilai penghargaan yang diberikan. Apresiasi yang diberikan gereja harus benar-benar berarti bagi Permata GBKP. Jika mereka merasa bahwa kegiatan di gereja membantu perkembangan pribadi atau spiritual mereka, atau memberikan kontribusi nyata bagi komunitas, mereka akan lebih termotivasi untuk terus berpartisipasi. Penghargaan yang sesuai dengan nilai-nilai dan harapan mereka akan membuat mereka merasa bahwa apa yang mereka lakukan itu penting dan berharga.

3.Teori Perubahan Sosial (Social Change Theory)

Teori perubahan sosial (Social Change Theory) adalah konsep yang menjelaskan perubahan sosial yang terjadi pada Permata GBKP yang berfokus pada bagaimana Permata GBKP berperan dalam membawa perubahan di masyarakat. Dalam hal ini, keterlibatan Permata GBKP menjadi faktor penting yang mendorong perubahan, baik di dalam gereja maupun di lingkungan sekitarnya. Dalam dinamika keaktifan dan partisipasi pemuda dapat dijelaskan, antara lain:

a)Permata GBKP sebagai Agen Perubahan

Permata GBKP sering kali menjadi motor penggerak dalam perubahan sosial karena mereka membawa energi, kreativitas, dan pandangan yang segar. Permata GBKP juga memiliki potensi besar untuk menjadi agen perubahan yang nyata di lingkungan gereja. Dengan keterlibatan aktif dalam berbagai kegiatan gereja, baik itu program pelayanan maupun aksi sosial, pemuda tidak hanya mengikuti, tetapi juga memimpin perubahan. Dengan semangat yang mereka bawa, Permata GBKP mampu menghidupkan dinamika sosial di gereja dan menghadirkan inovasi dalam cara gereja beroperasi.

Contohnya, mereka dapat memperkenalkan teknologi baru dalam pelayanan, mengorganisir kegiatan sosial yang lebih inklusif, atau menggunakan media digital untuk memperluas jangkauan gereja ke masyarakat yang lebih luas. Mereka juga sering membawa pendekatan baru dalam berinteraksi dengan jemaat, dengan lebih terbuka dan responsif terhadap kebutuhan jemaat yang terus berkembang. Peran Permata GBKP ini sangat penting dalam memastikan bahwa gereja tetap relevan dengan perkembangan zaman. Dengan mendengarkan ide-ide dan inisiatif mereka, gereja dapat lebih responsif terhadap kebutuhan masyarakat, baik secara spiritual maupun sosial. Permata GBKP bukan hanya peserta, tetapi juga pelopor dalam mendorong gereja untuk lebih terbuka terhadap perubahan, sekaligus tetap menjaga nilai-nilai inti yang penting bagi suatu komunitas.

b)Partisipasi Permata GBKP dalam Proses Pembaruan Gereja

Teori Perubahan Sosial menekankan pentingnya partisipasi aktif dari semua kelompok, termasuk Permata GBKP, dalam proses transformasi sosial. Dalam konteks Permata GBKP, partisipasi bukan hanya soal kehadiran fisik, tetapi juga melibatkan mereka dalam pengambilan keputusan, penyusunan program, dan implementasi kegiatan. Dengan partisipasi ini, Permata GBKP tidak hanya menjadi penonton, tetapi juga aktor yang berkontribusi dalam pembaruan gereja. Misalnya, keterlibatan mereka dalam aksi kemanusiaan, program pendidikan, dan kegiatan lingkungan menunjukkan bahwa mereka berperan penting dalam menghubungkan gereja dengan masyarakat luas.

c)Permata GBKP sebagai Jembatan Antara Tradisi dan Modernitas

Dalam konteks perubahan sosial, salah satu tantangan yang sering dihadapi gereja adalah menemukan keseimbangan antara menjaga nilai-nilai tradisional dengan merangkul modernitas. Permata GBKP memiliki peran strategis sebagai jembatan antara generasi yang lebih tua, yang cenderung mempertahankan tradisi, dan generasi muda, yang sering kali ingin melihat gereja lebih terbuka terhadap ide-ide baru.

Keaktifan pemuda dalam kegiatan gereja dapat membantu mengintegrasikan nilai-nilai tradisional gereja dengan inovasi modern. Mereka bisa membawa pendekatan yang lebih inklusif dan kreatif dalam menjalankan program-program gereja tanpa mengabaikan akar tradisi yang dimiliki. Misalnya, mereka bisa menggabungkan elemen-elemen teknologi dan media sosial dalam pelayanan gereja, sambil tetap menghormati nilai-nilai spiritualitas yang dijunjung tinggi oleh gereja.

Menurut pendapat penulis, dapat ditarik kesimpulan bahwa dinamika aktif dan partisipasi Permata GBKP dapat dilihat sebagai kekuatan penting dalam mendorong pembaruan dan perubahan di dalam gereja serta masyarakat sekitarnya. Secara keseluruhan, aktif dan partisipasi Permata GBKP tidak hanya mencerminkan komitmen terhadap gereja tetapi juga menjadikan pelopor perubahan yang relevan dan signifikan dalam menjaga gereja tetap dinamis dan responsif terhadap perkembangan zaman.

Peran Permata GBKP

Peran Permata GBKP dalam mengelola dinamika keaktifan dan partisipasi Permata GBKP adalah sangat penting untuk memastikan bahwa Permata GBKP terlibat secara aktif dan efektif dalam kegiatan gereja. Peran Permata GBKP dalam mengelola dinamika keaktifan dan partisipasi pemuda dapat dianalisis secara mendalam melalui Teori Manajemen Partisipatif. Teori ini menekankan pentingnya melibatkan secara aktif dalam proses pengambilan keputusan dan manajemen untuk meningkatkan keterlibatan, komitmen, dan hasil organisasi.

Penerapan Teori Manajemen Partisipatif dalam Permata GBKP dapat dilihat, antara lain:

1.Keterlibatan dalam Pengambilan Keputusan

Permata GBKP perlu dilibatkan dalam pengambilan keputusan terkait kegiatan dan program gereja. Ini bisa dilakukan melalui rapat rutin, forum diskusi, atau tim perencanaan di mana Permata GBKP diberikan kesempatan untuk memberikan masukan dan mengusulkan ide-ide baru. Dengan dilibatkannya pemuda dalam keputusan penting, mereka merasa memiliki andil dalam keberhasilan kegiatan, yang meningkatkan rasa tanggung jawab dan keterlibatan mereka.

2.Pemberdayaan Permata GBKP

Permata GBKP harus diberikan kesempatan untuk memimpin, mengorganisir acara, atau mengelola kegiatan gereja. Memberikan tanggung jawab ini membantu mereka mengembangkan keterampilan kepemimpinan dan merasa lebih berharga. Pemberdayaan meningkatkan motivasi dan memberikan rasa pencapaian, yang berkontribusi pada keaktifan dan partisipasi yang lebih tinggi.

3.Tanggungjawab Bersama

Menyebarkan tanggung jawab untuk perencanaan dan pelaksanaan kegiatan di antara anggota Permata GBKP, bukan hanya kepada pengurus Permata GBKP semata. Ini mencakup pembagian tugas secara adil dan kolaboratif. Membagi tanggung jawab secara merata menciptakan rasa kepemilikan di kalangan Permata GBKP dan meningkatkan komitmen mereka terhadap kesuksesan kegiatan.

4.Kolaborasi dan Komunikasi Terbuka

Pengurus Permata GBKP harus menciptakan saluran komunikasi yang terbuka, di mana anggota Permata GBKP dapat menyampaikan ide, memberikan umpan balik, dan berdiskusi secara terbuka tentang berbagai isu. Komunikasi yang efektif membantu mencegah konflik, membangun kepercayaan, dan memastikan bahwa semua anggota Permata GBKP merasa didengarkan dan dihargai.

5.Evaluasi Partisipatif

Mengajak Permata GBKP untuk terlibat dalam proses evaluasi kegiatan, termasuk mengumpulkan umpan balik tentang apa yang berhasil dan apa yang perlu diperbaiki. Evaluasi partisipatif memungkinkan Permata GBKP untuk merasa terlibat dalam proses perbaikan dan pengembangan kegiatan, serta meningkatkan rasa tanggung jawab atas keberhasilan kegiatan yang akan datang.

Implementasi dalam Praktik, antara lain:

1.Forum Diskusi dan Rapat Terbuka.

Mengadakan forum diskusi rutin di mana Permata GBKP dapat berbagi ide dan memberikan umpan balik tentang kegiatan gereja. Ini membantu dalam perencanaan kegiatan dan memastikan bahwa semua suara didengar.

2.Tim Koordinasi

Membentuk tim koordinasi yang terdiri dari Permata GBKP, Koordinator Permata GBKP, BPMR dan Pendeta untuk mengelola dan mengorganisir acara atau program tertentu. Ini memberikan pengalaman praktis dalam kepemimpinan dan manajemen.

3.Program Mentoring

Mengimplementasikan program mentoring di mana kepada Permata GBKP yang lebih berpengalaman membimbing rekan-rekan Permata GBKP lainnya dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan gereja.

Penulis berpendapat bahwa dengan menerapkan Teori Manajemen Partisipatif, Permata GBKP dapat mengelola dinamika keaktifan dan partisipasi pemuda secara efektif dengan melibatkan mereka dalam setiap aspek kegiatan gereja. Pendekatan ini tidak hanya meningkatkan motivasi dan keterlibatan Permata GBKP tetapi juga memperkuat rasa komunitas dan tanggung jawab bersama dalam mencapai tujuan gereja.

Tantangan yang dihadapi

Menurut pendapat Penulis, Permata GBKP menghadapi beberapa tantangan dalam menjaga keaktifan dan partisipasi Permata GBKP, antara lain:

1.Keterbatasan Waktu dan Komitmen

Banyak Permata GBKP mungkin memiliki komitmen lain di luar gereja, seperti pendidikan, pekerjaan, atau kegiatan sosial, yang membatasi waktu mereka untuk terlibat aktif dalam kegiatan gereja.

2.Kehilangan Minat dan Motivasi

Permata GBKP mungkin mengalami penurunan minat atau motivasi untuk berpartisipasi jika mereka merasa bahwa kegiatan gereja tidak relevan dengan kebutuhan atau minat mereka.

3.Kurangnya Kesempatan Kepemimpinan

Jika Permata GBKP tidak diberikan kesempatan untuk memimpin atau mengambil tanggung jawab dalam kegiatan gereja oleh BPMR dan Pengurus Gereja, mereka mungkin merasa kurang berkontribusi atau tidak memiliki peran penting.

4.Keterbatasan Sumber Daya

Kegiatan yang melibatkan Permata GBKP sering memerlukan sumber daya seperti dana, materi, atau fasilitas. Keterbatasan sumber daya dapat menghambat pelaksanaan kegiatan disinilah Peran BPMR dan Pengurus gereja lainnya diharapkan.

5.Kesenjangan Antara Generasi

Perbedaan pandangan antara generasi muda dan tua dalam gereja dapat menciptakan ketegangan atau ketidakselarasan dalam kegiatan dan program.

6.Kurangnya Komunikasi dan Keterlibatan

Permata GBKP mungkin tidak merasa terlibat atau didengarkan jika komunikasi antara BPMR dan pengurus gereja lainnya dan Permata GBKP tidak efektif.

7.Perubahan Sosial dan Teknologi

Perkembangan teknologi dan perubahan sosial yang cepat dapat mempengaruhi cara Permata GBKP berinteraksi dengan gereja dan berpartisipasi dalam kegiatan

Menurut pendapat Penulis, Permata GBKP dalam menghadapi beberapa tantangan dalam menjaga keaktifan dan partisipasi Permata GBKP dapat dilakukan dengan strategi-strategi, antara lain:

1.Menyusun jadwal kegiatan yang fleksibel dan menyesuaikan dengan kebutuhan dan kesibukan Permata GBKP dengan menerapkan sistem rotasi atau jadwal bergilir dapat membantu agar setiap Permata GBKP tetap terlibat tanpa mengorbankan komitmen lain;

2.Mengadakan survei atau diskusi kelompok untuk memahami minat dan kebutuhan Permata GBKP dengan menyesuaikan kegiatan dan program dengan hasil umpan balik tersebut, serta menyediakan kegiatan yang lebih menarik dan relevan, dapat membantu menjaga minat mereka;

3.Mendorong BPMR dan Pengurus Gereja lainnya untuk memberikan kemudahan dan kesempatan pada Permata GBKP untuk memimpin, menjadi ketua tim, atau terlibat dalam perencanaan dan pengambilan keputusan. Pelatihan kepemimpinan dan mentoring juga dapat membantu Permata GBKP mengembangkan keterampilan yang diperlukan;

4.Mencari sumber daya tambahan melalui kegiatan bazar, donasi dan atau kerja sama di dalam Gereja GBKP dimana dapat mengoptimalkan penggunaan sumber daya yang ada dan melibatkan Permata GBKP dalam perencanaan kegiatan yang dapat membantu mengatasi keterbatasan ini;

5.Menciptakan dialog terbuka antara generasi yang berbeda untuk memahami perspektif masing-masing. Mengadakan kegiatan yang memfasilitasi interaksi antara generasi muda dan tua dapat membantu menjembatani kesenjangan dalam Permata GBKP;

6.Mengadopsi teknologi baru dalam kegiatan gereja, seperti media sosial, aplikasi, atau platform digital lainnya, untuk berkomunikasi dan melibatkan Permata GBKP yang menerapkan pendekatan yang responsif terhadap perubahan sosial dan teknologi juga dapat membantu gereja tetap relevan.

E.Peran keluarga, jemaat, BPMR dan Pengurus Gereja Lainnya

Menurut pendapat Penulis, Peran keluarga, jemaat, BPMR dan Pengurus Gereja Lainnya dalam mempengaruhi keaktifan dan partisipasi Permata GBKP, antara lain:

1.Dukungan Keluarga

Keluarga adalah sumber utama dukungan emosional dan motivasi bagi Permata GBKP. Keluarga yang mendukung kegiatan gereja dapat mendorong Permata GBKP untuk terlibat lebih aktif dengan mengajak keluarga untuk terlibat dalam kegiatan gereja, seperti acara keluarga gereja atau pelayanan sosial bersama, dapat memperkuat dukungan mereka. Mengedukasi keluarga tentang manfaat keterlibatan gereja bagi Permata GBKP dan pentingnya dukungan mereka dapat membantu meningkatkan partisipasi Permata GBKP.

2.Dukungan Jemaat

Jemaat memberikan lingkungan sosial dan spiritual yang mendukung bagi Permata GBKP. Dukungan jemaat bisa berupa dorongan moral dan moril terhadap kontribusi Permata GBKP Jemaat yang lebih tua bisa berperan sebagai mentor bagi Permata GBKP memberikan bimbingan dan dukungan yang dibutuhkan dalam keterlibatan gereja.

3.Dukungan BPMR

BPMR bertanggung jawab untuk membantu merancang dan program- program Permata GBKP dalam gereja. Berkolaborasi dengan Permata GBKP untuk memahami keinginan mereka dan menciptakan program yang mereka rasa penting dan menarik. Memberikan pelatihan kepada Permata GBKP untuk keterampilan kepemimpinan dan manajemen, serta menyediakan dukungan yang diperlukan untuk keberhasilan program mereka.

4.Dukungan Pengurus Gereja Lainnya

Pengurus gereja lainnya, termasuk pendeta dan pengurus gereja senior, berperan dalam memberikan arahan spiritual dan dukungan administratif untuk kegiatan pemuda. Memberikan arahan spiritual dan bimbingan untuk membantu Permata GBKP memahami peran mereka dalam gereja dan memberikan dorongan dalam keterlibatan mereka. Menyediakan sumber daya yang diperlukan untuk kegiatan Permata GBKP termasuk fasilitas, dana, dan dukungan logistik. Melibatkan pemuda dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan gereja, sehingga mereka merasa lebih terlibat dalam proses dan hasilnya.

Kesimpulan

Secara keseluruhan, kolaborasi dan dukungan dari semua pihak ini sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang mendukung dan memotivasi Permata GBKP untuk berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan gereja. Dengan upaya bersama, Permata GBKP dapat memastikan bahwa pemuda merasa dihargai, terlibat, dan memiliki kesempatan untuk berkontribusi dalam komunitas gereja.

Daftar Pustaka

Nata S Sinuhaji, Bahan CPPRP Permata GBKP , https://www.scribd.com/document/471385965/BAHAN-CPPRP-PERMATA-GBKP, diakses di Pematangsiantar 10 September 2024 Jam 11:36

Sampoerna Academy, Penjelasan Mengenai Teori Hierarki Kebutuhan Maslow, https://www.sampoernaacademy.sch.id/id/teori-kebutuhan-maslow/, diakses di Pematangsiantar 10 September 2024 Jam 11:36

Manajemen dan Motivasi, Vroom, VH, Deci, EL, Penguin 1983 (pertama kali diterbitkan tahun 1970)[Buku ini berisi bacaan terpilih tentang "motivasi"; Termasuk Simon, Maslow, Herzberg, Vroom, Lawler, dll.

EDC Paris Business School, Pengelolaan Manajemen partisipatif: Definisi dan implementasi, https://www.edcparis.edu/en/uncategorized/management-participation-definition-and-implementation, diakses di Pematangsiantar 10 September 2024 Jam 13:44

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun