Mohon tunggu...
Priyono Mardisukismo
Priyono Mardisukismo Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Redaktur www.fixen.id

Seorang kakek yang telah pensiun dari hiruk pikuk dunia, banyak menulis fiksi di FIXEN (https://fixen.id) Bantu saya dengan komentar dan penilaian atas tulisan saya.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bolos: Pagar Tinggi dan Sungai Misterius

11 Januari 2025   10:10 Diperbarui: 11 Januari 2025   09:13 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lompat Pagar - Kreasi AI

Tanpa pikir panjang, Arman melompat duluan. Cipratan airnya seperti meteor jatuh.

“Woi! Dalam banget! Tolong!” teriak Arman dari dalam air sambil mengayuh kakinya panik.

Bagas dan Dika saling berpandangan. Tapi karena mereka sudah di atas pagar dan tak mungkin balik lagi, mereka akhirnya melompat juga. Dan, tentu saja, mereka semua tenggelam beberapa detik sebelum berhasil mengapung dengan susah payah.

“Airnya bau lumpur! Kayak comberan!” keluh Bagas sambil mengibas-ngibas air dari wajahnya.

“Ini sungai apa rawa, sih? Gue kena lintah!” teriak Dika sambil panik mencoba mencopot sesuatu dari kakinya.

Setelah berenang setengah mati melawan arus, mereka akhirnya berhasil meraih tepi sungai yang penuh lumpur dan tanaman liar. Mereka basah kuyup, bau, dan penuh gigitan serangga aneh.

Saat mereka sedang menyeka diri dengan daun seadanya, tiba-tiba suara satpam sekolah terdengar dari kejauhan. “Eh, kalian! Ngapain di sana? Balik ke sini sekarang!”

Satpam itu muncul di atas pagar dengan tatapan penuh amarah sambil memegang megafon. Rupanya, pagar itu dilengkapi kamera CCTV, dan aksi heroik mereka sudah dipantau dari awal.

“Ya ampun, Bang Satpam, kami cuma mau cari udara segar,” jawab Bagas sambil memohon ampun.

“Udara segar apanya? Cepat balik ke sekolah sebelum saya laporkan ke kepala sekolah!”

Dengan rasa malu yang tak terkira, trio itu harus memutar jalan melewati pemukiman warga, basah kuyup, sambil menahan tatapan heran orang-orang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun