Mohon tunggu...
Priyo AgungWibowo
Priyo AgungWibowo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ig : priyoagung_w

Media untuk KKN

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Kesehatan Mental di Masa Pandemi Corona Virus-19

19 November 2021   03:01 Diperbarui: 19 November 2021   03:09 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Kesehatan Mental di Masa Pandemi Covid-19

Sebelum membahas lebih dalam mengenai kesehatan mental di masa pandemi  kita harus mengetahui terlebih dahulu konsep sehat. Sehat merupakan hal yang tidak mudah untuk diartikan sekalipun kita dapat rasakan dan diamati. Masyarakat Indonesia banyak yang belum memahami  mengenai konsep sehat yang sebenarnya. Sehat yang dimaksud oleh kebanyakan orang umum hanya berpatokan pada kondisi fisik atau biologis seseorang. Ketika seseorang tidak memiliki keluhan fisik maka orang tersebut dianggap sebagai orang yang sehat. Namun, sebenarnya sehat memiliki beberapa aspek

Menurut WHO sehat merupakan keadaan yang sempurna baik secara fisik, mental dan sosial, tidak hanya terbatas dari penyakit atau kelemahan/cacat. Sedangkan menurut Undang-Undang Kesehatan No. 23 tahun 1992 sehat adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Dapat disimpulkan kesehatan merupakan keadaan seseorang yang sempurna baik secara fisik, mental dan sosial sehingga dapat produktif dalam kehidupan.

Pandemi Covid-19 tidak hanya berefek pada kesehatan fisik saja, tetapi juga berpengaruh terhadap kesehatan mental kita. Tanpa kita sadari bawah banyak sekali permasalahan yang ditimbulkan dari pandemi Covid-19 ini memunculkan stimulus ataupun stresor yang dapat mempengaruhi kesehatan mental kita. 

Salah satu contoh seperti berita-berita mengenai pasien Covid-19 yang membeludak dapat menimbulkan sebuah rasa cemas pada diri seseorang akan tertularnya Covid-19 maupun cemas akan keselamatan keluarga. Gejala-gejala cemas ini juga dapat menimbulkan sebuah gejala fisik atau yang sering disebut sebagai psikosomatik seperti demam, pusing, jantung berdebar-debar padahal mereka tidak terinfeksi Covid-19. 

Tak ayal Pandemi Covid-19 ini memunculkan gangguan kesehatan mental mulai dari yang ringan sampai yang berat, seperti gangguan kecemasan, panic attack, stres, depresi dan permasalahan kesehatan mental lainnya. Sebagian besar kelompok masyarakat merasakan dampak psikologis dari pandemi Covid-19 seperti anak, remaja, lansia, bahkan orang dewasa pun juga mengalaminya.

Terdapat beberapa hal yang dapat mempengaruhi kesehatan mental di masa pandemi Covid-19

Aktivitas yang dilakukan selama masa pandemi seperti isolasi mandiri dan menjaga jarak dapat mempengaruhi kesehatan mental seseorang dan dapat menimbulkan pikiran negatif terhadap pandemi itu sendiri. Isolasi mandiri yang dilakukan menimbulkan rasa kesepian karena kurangnya interaksi sosial dapat menjadi penyebab munculnya gangguan mental seperti depresi. 

Pandemi Covid-19 ini juga banyak memunculkan rasa cemas dan takut terhadap diri sendiri dan orang terdekat akan terpapar Covid-19 pada masa mendatang. Jika rasa cemas dan takut selalu muncul dalam diri, tentu saja dapat memperburuk kondisi kesehatan mental.

Berita yang banyak beredar di internet mengenai Covid-19 menjadi sesuatu yang dapat mempengaruhi kesehatan mental. Memang beberapa orang tidak akan terpengaruh oleh beberapa berita, namun ketika intensitas berita yang di berikan secara terus menerus dengan muatan isi berita yang dibawakan cukup berat atau bahkan berita hoax yang tujuannya untuk membuat seseorang takut pasti akan dapat mempengaruhi pembaca. 

Contoh berita jumlah kasus positif dan korban meninggal Covid-19 dapat menimbulkan kecemasan dan ketakutan dalam diri seseorang jika terpapar Covid-19. Berita lain seperti masker, bahan pokok dan lainnya yang mulai langkah dan memiliki harga mahal akan membuat seseorang menjadi panik sehingga menimbulkan perilaku panik buying dengan membeli barang sebanyak-banyaknya lalu ditimbun. Masih banyak lagi berita yang dapat mempengaruhi kesehatan mental kita.

Menurunnya perekonomian yang diakibat oleh pandemi Covid-19 ini dapat menimbulkan sebuah resiko besar yaitu bunuh diri karena terkena PHK, pengangguran, dan tekanan perekonomian. Adanya rasa putus asa, rasa tidak berdaya dan tidak berharga akibat tidak mampu bekerja sedangkan mereka harus mendapatkan uang untuk memenuhi kebutuhannya memicu terjadinya tindakan bunuh diri.

Bagaimana cara menjaga kesehatan mental di masa pandemi Covid-19

Cara menghadapi dan menjaga kesehatan mental di masa pandemi yang pertama dengan menumbuhkan sikap resiliensi dalam diri karena masa pandemi ini menimbulkan ketidakpastian dan situasi yang membuat semua orang dalam kesulitan maka dari itu resiliensi sangat diperlukan oleh seseorang dimana dirinya dituntut agar dapat mengatasi, beradaptasi dan bertahan selama pandemi ini dan harapannya dapat menjalani kehidupan seperti sedia kala. 

Jika seseorang memiliki sikap resiliensi maka orang tersebut senantiasa menganggap hal sulit sebagai sarana untuk memperbaiki dirinya menjadi lebih baik. Sikap resiliensi ini dapat memberikan suatu pengalam baru bagi seseorang seperti manajemen diri, komunikasi merencanakan sesuatu dan kemampuan mengambil keputusan.

Adaptasi atau penyesuaian diri merupakan cara kedua dalam menjaga kesehatan mental. Penyesuaian diri sangat perlu dilakukan untuk mendapatkan keseimbangan antara lingkungan dengan tuntutan dalam diri. Dimana seseorang harus bisa menerima keadaan yang ada dalam hal ini pandemi Covid-19 lalu mengatasi setiap perubahan yang ada. 

Ketika seseorang tidak dapat menyesuaikan diri tentu saja dapat menimbulkan kesehatan mental yang terganggu dan berujung stres. Hal tersebut dikarenakan terdapat masalah ataupun hal baru yang menyulitkan kita dalam menyesuaikan diri sudah pasti membutuhkan usaha yang ekstra.

Cara menjaga mental selama masa pandemi ketiga adalah dengan menjalankan hobi kita untuk lepas dari berbagai tekanan-tekanan dan pikiran-pikiran negatif mengenai Covid-19. 

Ketika menjalankan hobi maka dapat memperbaiki mood kita sehingga dapat berpikir positif. Menulis merupakan salah satu cara untuk dapat melepaskan berbagai hal yang dirasakan ataupun yang dipikirkan, setalah menuliskan berbagai hal yang kita rasakan maka akan timbul rasa lega dalam diri. 

Selain itu dapat juga menulis hal-hal yang disyukuri dengan begitu muncul perasaan positif dalam diri. Dapat juga melakukan aktivitas lainnya sesuai dengan hobi masing-masing seperti, bermain game, olahraga, menyanyi dll. Menjalankan hobi pun tidak dilakukan secara berlebihan karena dapat mengganggu aktivitas lainnya terutama tujuan yang hendak dicapai kedepannya.

Cara menjaga kesehatan mental yang terakhir Dengan mengurangi membaca berita-berita mengenai Covid-19 dan lebih selektif dalam membaca berita. 

Bukan suatu hal yang tidak mungkin jika terdapat beberapa isi dalam berita merupakan hoax yang dapat menimbulkan gangguan-gangguan mental seperti gangguan kecemasan dan gangguan panik pada diri. Serta menghindari circel yang toxic yang sudah pasti sangat mempengaruhi kesehatan mental kita. 

Tanpa kita sadari lingkungan sekitar kita seperti keluarga dan pertemanan bisa menjadi sesuatu yang mempengaruhi kesehatan mental kita tergantung pada cara kita berinteraksi dan meresponsnya. Kita dituntut harus bisa  menerima dan memaknai  berbagai aktivitas dalam kehidupan sosial kita menjadi sesuatu yang positif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun