Mohon tunggu...
Priyasa Hevi Etikawan
Priyasa Hevi Etikawan Mohon Tunggu... Guru - Guru SD || Pecinta Anime Naruto dan One Piece

Penulis buku Asyiknya Menjadi Penulis Pemula (2023) | Antologi 1001 Kisah Guru (2023)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Di Balik Murid Hebat Ada Guru yang Dahsyat

7 Agustus 2024   15:07 Diperbarui: 8 Agustus 2024   07:25 417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi guru dan murid | Sumber : Olahan pribadi

Di awal tulisan ini saya ingin bertanya terlebih dahulu kepada para pembaca sekalian. Selama kita berinteraksi dengan para guru entah dalam lembaga formal (sekolah, kampus, dsb) atau lembaga nonformal (kursus, bimbingan belajar, dsb) apakah kita lebih banyak bertemu dengan tipe guru yang menyenangkan atau sebaliknya? Berapa banyak guru yang memberikan kesan sangat mendalam di hati pembaca sekalian?

Saya yakin jumlahnya sedikit. Sosok guru istimewa itu hanya ada dalam hitungan jari kita. Padahal selama ini pasti kita bertemu dengan begitu banyak guru. Para guru kita dengan beragam karakter serta pembawaannya.

Pernah dalam suatu obrolan ringan di suatu sore saya berbincang dengan salah seorang sahabat dan rekan diskusi. Saya bertanya padanya selama bersekolah dulu di jenjang manakah yang terasa menarik dan istimewa?

Di luar dugaan saya dia menjawab semuanya biasa saja. Tidak ada yang terlalu menarik. Justru pernah mengalami pengalaman yang kurang mengenakkan saat duduk di tingkat sekolah dasar (SD) dulu. Sebuah tindakan yang dilakukan oleh seorang guru dan membekas hingga sekarang di dalam hatinya.

Pengalaman itu berbeda dengan saya. Masa-masa paling berkesan adalah saat bersekolah di SD. Karena saya bertemu dengan sosok guru yang karismatik dan inspiratif. Yang tidak saya dapati lagi di jenjang selanjutnya. Memang selalu begitu. Yang istimewa pasti sedikit jumlahnya. Kalau banyak tidak menjadi istimewa tapi biasa-biasa saja.

Kesan Mendalam

Setiap murid secara langsung atau tidak pasti akan menilai gurunya. Penilaian itu akan menimbulkan kesan di dalam benaknya. Bisa berupa kesan yang baik, biasa saja atau bahkan kesan yang buruk serta menyakitkan. Karena segala tindak tanduk serta pembawaan sang guru akan dilihat dan dicermati oleh muridnya.

Maka sangatlah benar jika dikatakan menjadi guru itu "digugu lan ditiru". Digugu berarti setiap perkataan dan perbuatannya harus bisa dipertanggungjawabkan. Sedangkan ditiru artinya menjadi teladan dan panutan bagi muridnya bahkan bagi siapapun.

Sebagaimana fitrah manusia biasa guru juga bukanlah sosok sempurna. Ia adalah individu unik dan kompleks dengan segala unsur kemanusiaannya.

Oleh karenanya ia tetaplah manusia biasa yang tak jarang bisa berbuat salah dan alpha. Sehingga memang perlu adanya sebuah pandangan dan paradigma berpikir yang lebih proporsional terhadap profesi guru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun