Kalau diasumsikan ini semua sesuai dengan kodrat alam dan kodrat jaman sekarang yang serba teknologi dan guru juga harus menyesuaikan ke arah situ, kok ya rasa-rasanya tetap harus dilihat dari sudut pandang yang lebih kritis.
Alih-alih kekinian dan sesuai perkembangan jaman jangan sampai guru kehilangan marwah dan jati dirinya. Jatuh wibawanya karena perilaku yang absurd dan nyeleneh.Â
Membangun kedekatan dengan siswa dan adaptif terhadap perkembangan jaman juga harus dimaknai secara utuh dan hati-hati.Â
Jangan sampai pada akhirnya seperti peribahasa klasik yang sering kita dengar: "Guru kencing berdiri murid kencing berlari".
Karena mesti juga dipahami bahwa apapun yang dilakukan guru adalah menjadi contoh bagi murid-muridnya juga lebih jauh menjadi teladan bagi masyarakat sekelilingnya.
Guru inspiratif adalah guru yang memiliki kesadaran penuh (mindfulness) bahwa dirinya adalah seorang guru. Yang tumbuh dari akar nilai-nilai filosofis tentang pendidikan dan filsafat mengajar itu sendiri.Â
Menjadi guru yang inspiratif adalah perkara mindset. Perkara pola pikir.Â
Setiap guru adalah pribadi yang unik dan berkarakter. Seperti halnya diyakini pada pendekatan teori psikologi humanistik yang mengatakan bahwa setiap manusia memiliki keunikan dan potensinya masing-masing maka di situlah guru juga berada.
Setiap guru memiliki potensi dan keunikannya masing-masing.Â
Akankah ia menjadi sosok yang inspiratif dan elegan? Atau sebaliknya menjadi pribadi yang kurang mengenakkan?Â
Semua berpulang pada guru itu sendiri. Semua guru dan semua kaum pendidik memikul tanggung jawab besar untuk menginspirasi generasi penerus bangsa ini agar menjadi generasi yang cemerlang, brilliant dan tetap menjunjung tinggi norma etika.Â