Mohon tunggu...
Priyasa Hevi Etikawan
Priyasa Hevi Etikawan Mohon Tunggu... Guru - Guru SD || Pecinta Anime Naruto dan One Piece

Penulis buku Asyiknya Menjadi Penulis Pemula (2023) | Antologi 1001 Kisah Guru (2023)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Kasta Tertinggi Itu Bernama Guru Inspiratif

6 Februari 2024   18:45 Diperbarui: 12 Februari 2024   14:11 1103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak sedikit dari kita saat bersekolah pernah mengalami hal yang kurang mengenakkan saat berinteraksi dengan guru. Salah satu contohnya kejadian di atas tadi. Bisa berupa tindakan kekerasan fisik. Atau tindakan kekerasan yang sifatnya nonfisik (verbal). 

Jadi fenomena pembulian yang tempo hari marak terjadi sejatinya bisa dilakukan oleh siapa saja bukan hanya siswa tetapi guru terkadang baik secara sadar maupun tidak sadar juga bisa melakukan itu.

Perlakuan yang tidak mengenakkan itu akan membekas dan terus diingat oleh siswa sepanjang hidupnya. 

Jadi siswa akan selalu mengingat dua hal tentang sosok gurunya: guru yang keren dan menginspirasi juga guru yang kurang mengenakkan seperti ilustrasi di atas. Memang menjadi guru sejatinya tidaklah mudah.

Pilihan Ada di Tangan Guru

Mau menjadi guru yang bagaimana dan seperti apa semua terpulang pada pribadi masing-masing guru. 

Setiap guru bisa menjadi idola bagi siswanya. Setiap guru pasti bisa menjadi pribadi yang menginspirasi. Bukan hanya menginspirasi siswanya saja tetapi menginspirasi setiap orang.

Di jaman dulu guru diposisikan sebagai seorang begawan. Yang kedudukan sosialnya setara dengan raja. Begitu terhormat dan sangat elegan. Guru menempati kasta tertinggi dalam struktur sosial kemasyarakatan pada jaman kerajaan.

Di sisi lain betul apa yang disampaikan Ki Hajar Dewantara bahwa dalam mendidik anak harus sesuai dengan kodrat alam dan kodrat jaman. Mendidik anak sesuai dengan jamannya. 

Tetapi kalau kodrat alam dan kodrat jaman itu bertentangan atau mengesampingkan nilai-nilai etis apa iya harus tetap dijalani?

Dewasa ini misalnya, di berbagai media sosial saya kerap kali melihat konten video guru dan muridnya berjogad-joged di depan kamera. Dengan lagu-lagu viral dan begitu asyiknya serta begitu akrabnya lalu diunggah dan dibagikan ke berbagai kanal sosial media. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun