Tetapi berubah juga membutuhkan keberanian. Seperti yang dikatakan Robert Kegan dan Lisa Laskow Lahey (2021) bahwa karyawan memiliki ketakutan untuk melakukan perubahan, dikarenakan harus mempelajari keterampilan baru, stress akan adaptasi dengan tim yang baru.
Ketika kita ingin mengubah karir atau membuat karya lain banyak sekali hal-hal yang menghantui, seperti ‘haruskah kita mulai karir ini dari 0 kembali?’, ‘bagaimana dengan karir yang sudah dibangun?’, ‘apakah perubahan baru ini baik dan tepat untuk masa depan?’. Pikiran-pikiran tersebut selalu ada di otak saya. Pikiran negatif yang melayang di kepala saya ini ternyata membuat otak saya sibuk, tidak produktif, dan tentu saja tidak melakukan tindakan apapun.
Dalam Filosofi Teras, Henry Manampiring (2019) menulis, “Fix the source of the problem, perbaikilah langsung di sumber masalahnya – dalam hal ini pikiran kita sendiri”.
Hal ini senada dengan apa yang ditulis oleh David Brooks (2012) bahwa hal terbaik untuk mengubah perilaku buruk adalah dengan mengalihkan perhatian ke perilaku lain yang positif. Kedua kutipan ini menyadarkan bahwa saya harus berubah baik secara pola pikir dan perilaku. Beberapa hal ini saya lakukan untuk menyalakan kembali ‘api’ yang ada di diri saya:
Mengenali diri sendiri
Saya mencatat kisah hidup saya mulai dari saya lahir hingga saat ini. Menuliskan hal yang membuat saya bahagia dan yang membuat saya sedih ternyata membantu saya mengenali lebih dekat siapa saya.
Dalam mengenali diri ini tentu saja saya harus menghadapi memori rasa sedih yang pernah dialami dan mendamaikan-nya. Tak hanya bertemu rasa sedih, saya juga menemui moment-moment membahagiakan dan hal ini membuat rasa hangat penuh cinta memenuhi tubuh saya.
Dalam proses ini saya bertemu kembali dengan Impian saya di bidang seni dan animasi. Saya mengenang bagaimana bahagianya ketika saya menggambar atau belajar membuat animasi. Ketika mengenang hal tersebut ‘api’ dalam diri saya seolah menyala dengan sangat terang. Saya menyadari bahwa inilah passion saya.
Disiplin diri
Setelah mengenali diri, saya melatih diri saya untuk kembali berkarya. Saya melatih diri untuk konsisten dalam menggambar atau mencatat ide cerita atau kisah atau ide karya yang muncul dalam otak saya.