Menjadi pribadi yang bisa mengekspresikan semua perasaan adalah hal yang harus dibanggakan
Banyak manusia yang begitu sulit mengungkapkan perasaan
Diam adalah pilihan bagi para penyembunyi rasa
Entah benar bisa dikatakan pilihan
atau lebih tepatnya " PASRAH"
Pasrah dalam kegamangan
Pasrah dalam kerinduan yang tak berujung sua dan sapa
Â
Benarkah ada rasa tanpa kata?
Benarkah ada mata yang berbicara
tanpa meminta bibir berucap?
Â
Saat mata beradu kepala tertunduk
Saat langkah mendekat tubuh terdiam
Â
Diamnya berbuah gelisah
Diamnya berbuah ragu
Diamnya berbuah keinginan mengikhlaskan
Namun apa daya jiwa terlalu lemah untuk melepas
Â
Sering mencoba berlari dan menghindar
Entah terlalu sempitnya dunia
Atau mata kepala
dan mata kaki yang tetap terus mencari
sosok itu terus menghampiri
Kadang berwujud ilusi
Kadang nyata namun tetap tak terengkuh
Â
Entah apapun akhirnya
Tampaknya diam menjadi pilihan saat ini
Â
Hanya lewat rangkaian kata dalam selembar kertas
Semua rasa terungkap
Menjadi tenang , ya, walau hanya secepat kedipan mata dan sehela napas
Mencoba memaksa otak dan hati bersahabat dengan kenyataan
Meski usaha itu sering terbantah rasa
Â
Bukan semesta yang kejam
Pilihan diam adalah tembok itu
Tembok yang menghalangi rasa
Namun tembok itu jua yang melindungi rasa
Â
Entah daya semesta apa yang menciptakan rasa ini
Ingin kupaksa Dia mengambilnya
Â
Hingga tatap bersambut ucap
Harap bersambut rasa
saat itu akan ada yang mengaku
kekuatan CINTA itu ada
dan SEMESTA MENDUKUNG itu nyata
Â